Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

53
(FIVE YEARS 53)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Sriwijaya - Pusat Inovasi Pembelajaran Unsri

2614-6134, 2355-7265

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 85-91
Author(s):  
Jeni Firda ◽  
Jaenam Jaenam ◽  
Asril Asril

AbstractThis research is motivated by several problems, including: The teacher's strategy in inculcating character values. Teacher constraints in planting character values. Solutions in overcoming obstacles in planting character values. The formulation of the problem in this study is how the teacher's strategy in instilling character values, what are the teacher's obstacles in instilling character values, what are the solutions in overcoming obstacles in instilling character values. This study aims to analyze the teacher's strategy in instilling character values, and discuss the teacher's obstacles in instilling character values and discuss what solutions to overcome the obstacles in inculcating character values during the covid-19 pandemic through PPKn subjects at SMAN 1 Gunung Talang, Solok Regency.The research method used is qualitative with descriptive approach which produces descriptive data in the form of written or spoken words from people and observed behavior at the research location of SMAN 1 Gunung Talang, Solok district. With the technique of Observation, Interview by seeking complete and in-depth information and Documentation Study.The results of this study show the teacher's strategy in instilling character values in learning using lesson plans and a scientific approach in the form of a lecture method by inculcating the values of Religion, Honesty, Discipline, Responsibility, while the teacher's obstacles in inculcating character values are not found the right method in teaching because during the pandemic reduced learning time, and solutions to overcome obstacles in instilling character values using other, more varied media such as videos.Keywords: value, character, civic education, pandemic, covid 19AbstrakPenelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan antara lain: Strategi guru dalam penanaman nilai karakter. Kendala guru dalam penanaman nilai karakter. Solusi dalam mengatasi kendala dalam penanaman nilai karakter. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi guru dalam menanamkan nilai karakter, apa saja kendala guru dalam menanamkan nilai karakter, apa solusi dalam mengatasi kendala dalam penanaman nilai karakter. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi guru dalam penanaman nilai karakter, dan membahas kendala guru dalam menanamkan nilai karakter serta membahas solusi apa untuk mengatasi kendala dalam penanaman nilai karakter selama pandemi covid-19 melalui mata pelajaran PPKn di SMAN 1 Gunung Talang Kabupaten Solok. Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitatif dengan pendekatan Deskriptif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati lokasi penelitian SMAN 1 Gunung Talang kabupaten Solok. Dengan teknik Observasi, Wawancara dengan mencari informasi secara lengkap dan mendalam serta Studi Dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan Strategi guru dalam penanaman nilai karakter dala pembelajaran menggunakan RPP serta pendekatan saintifik berupa metode ceramah dengan cara penanaman nilai Religius, Kejujuran, Kedisiplinan, Tanggung jawab, sedangkan kendala guru dalam penanaman nilai karakter tidak ditemukan metode yang tepat dalam mengajar dikarenakan selama pandemi waktu pembelajaran dikurangi, dan solusi dalam mengatasi kendala dalam menanamkan nilai karakter menggunakan media lain yang lebih variatif seperti video.Kata kunci: nilai, karakter, PKn, pandemi, covid 19


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 116-128
Author(s):  
Iyep Candra Hermawan ◽  
Aan Hasanah

ABSTRACTThis research reveals the values of character education based on Sundanese Local Wisdom (KLS) in relation to Core Competencies (KI) in learning Pancasila and Citizenship Education (PPKn) in Junior High Schools. Character values become a reference in the world of education and must be applied in schools. In KLS, there are several character values that are revealed in 'paribasa or babasan' which is a treasure for the life of the Sundanese. These character values are relevant to those formulated by the Ministry of National Education as many as 18 character values. Meanwhile, the character values in Civics learning are as reflected in the KI formulation in elementary education for grades VII-IX. Based on the results of the analysis, it can be revealed that there is a significant relevance of SEA-based character values with character values in KI and those formulated by the Ministry of National Education. Of the 42 'paribasa' KLS character values, it can be classified into 12 character values that are relevant to the KI formulation. The KLS character values become enrichment materials in Civics learning in Junior High Schools.Keywords: Character education, Sundanese, local wisdom, core competence AbstrakPenelitian ini mengungkapkan tentang nilai-nilai pendidikan karakter berbasis Kearifan Lokal Sunda (KLS) dalam hubungannya dengan Kompetensi Inti (KI) dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di Sekolah Menengah Pertama. Nilai-nilai karakter menjadi acuan dalam dunia pendidikan dan harus diterapkan dalam persekolahan. Dalam KLS memiliki beberapa nilai karakter yang terungkap pada ‘paribasa atau babasan’ yang menjadi khasanah bagi kehidupan orang Sunda. Nilai-nilai karakter tersebut relevan dengan yang dirumuskan oleh Kementerian Pendidikan Nasional sebanyak 18 nilai karakter. Sedangkan nilai-nilai karakter pada pembelajaran PPKn sebagaimana tercermin dalam rumusan KI pada pendidikan dasar kelas VII-IX. Berdasarkan hasil analisis dapat diungkapkan bahwa terdapatnya relevansi yang signifikan nilai-nilai karakter berbasis KLS dengan nilai-nilai karakter dalam KI serta yang dirumuskan oleh Kemendiknas. Dari sebanyak nilai karakter KLS 42 ‘paribasa’, maka dapat diklasifikasikan pada 12 nilai karakter yang relevan dengan rumusan KI. Nilai-nilai karakter KLS menjadi bahan pengayaan dalam pembelajaran PPKn di Sekolah Menengah Pertama.Kata Kunci: Pendidikan karakter, Kearifan lokal, Sunda, Kompetensi inti


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 136-142
Author(s):  
Devy Stany Walukow ◽  
Jossapat Hendra Prijanto

ABSTRACTThe Service Learning approach is one of the methods in the learning process for Civics Education courses at Pelita Harapan University, responding to challenges as general, boring, and monotonous teaching methods. The motto of Service Learning at UPH is “100 percent serve and 100 percent learn”.This approach aims to be able to form the personality of the younger generation who are able to manage emotions, can work in a work team, and have an honorable identity. In addition, it has invited the community to take an active role in the world of education. All these processes can be done via virtual. Through reciprocal and routine communication between students, lecturers, partners, and online services are able to turn on a new atmosphere in the learning process during the learn of home period. In the new normal era, the Service Learning approach is very helpful in increasing the enthusiasm for student learning due to drastic changes in the way of life that must only learn from home via virtually. Students are very enthusiastic about their work and feel proud because they can help the community during the covid 19 pandemic. Service Learning activities are actualized in the form of videos and make self-reflection. Through self-reflection, students express their joy and pride about what they are doing in the new normal.Keywords: The Service Learning approach, Video, Self ReflectionAbstrakPendekatan Service Learning menjadi salah satu metode dalam proses pembelajaran  mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Pelita Harapan, menjawab tantangan sebagai mata kuliah umum, membosankan, dan metode mengajar yang monoton. Moto Service Learning di UPH adalah “100 persen serve dan 100 persen learn”.  Pendekatan ini bertujuan membentuk pribadi generasi muda yang mampu menyelesaikan masalah, menata emosi, bisa bekerja dalam sebuah tim kerja, dan memiliki kehormatan identitas.  Selain itu mengajak masyarakat ikut serta berperan aktif dalam dunia pendidikan. Mahasiswa aktif bekerja dalam kelompok, meskipun berbentuk virtual. Melalui komunikasi timbal balik dan rutin antar mahasiswa, mahasiswa dengan dosen dan mitra, serta mencari jasa layanan online seperti penjualan online dan serta grab atau gojek mampu menghidupkan suasana baru dalam proses pembelajaran di masa  “learn of home”. Di era new normal, pendekatan Service Learning sangat membantu menambah semangat belajar mahasiswa akibat perubahan drastis cara hidup yang harus belajar dari rumah secara “virtual” saja. Melalui projek Service Learning, mahasiswa sangat antusias berkarya dan merasa bangga karena dapat membantu masyarakat di masa pandemi covid 19. Kegiatan Service Learning diaktualkan dalam bentuk video dan membuat refleksi diri. Melalui refleksi diri, mahasiswa menuangkan kegembiraan dan kebanggaan tentang apa yang dilakukan di masa new normal.Kata Kunci : pendekatan, service learning, video, refleksi


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 73-84
Author(s):  
Zulfah Lis Syafawati ◽  
Marzuki Marzuki

AbstractThis study aims to analyze the relationship between values education and character education in the material of norms and justice for grade 7 SMP/MTs subjects of Pancasila and Citizenship Education. This study uses a qualitative approach by means of library research as a technique of collecting data from various related references to analyze content. The results of the study indicate that value education and character education in civic education have an integrated relationship with each other. With value education, students have values in themselves which are considered good, right, worthy and valuable to take action. Actions based on these values are manifested in character education as a guide for good behavior in the family, school, friendship, community. Good character values must always be instilled in children from an early age so that they become good habits and reflect human beings who have character and are civilized or make good citizens. The values contained in character education are manifested in civic education subjects, one of which is in the material of norms and justice for grade 7 SMP/MTs.Keywords: education, character, values, normsAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan pendidikan nilai dan pendidikan karakter dalam materi norma dan keadilan kelas 7 SMP/MTs mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara studi kepustakaan sebagai teknik pengumpulan data dari berbagai referensi yang terkait untuk menganalisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan nilai dan pendidikan karakter dalam pendidikan kewarganegaraan saling memiliki keterkaitan yang terintegrasi. Dengan pendidikan nilai, peserta didik memiliki nilai-nilai dalam diri yang mana dianggap baik, benar, layak dan berharga untuk melakukan tindakan. Tindakan berdasarkan nilai tersebut terwujud dalam pendidikan karakter sebagai pedoman dalam bertingkah laku baik di lingkungan keluarga, sekolah, pertemanan, masyarakat. Nilai-nilai karakter yang baik harus selalu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak agar menjadi kebiasaan yang baik dan mencerminkan manusia yang berkarakter serta beradab atau menjadikan warga negara yang baik. Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter diwujudkan dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, salah satunya pada materi norma dan keadilan kelas 7 SMP/MTs.Kata kunci: pendidikan, karakter, nilai, norma


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 66-72
Author(s):  
Supriyanto Supriyanto ◽  
Masrukhi Masrukhi ◽  
Eny Winaryati

AbstractThis study was used to explore the inculcation of moral values in students during the COVID-19 pandemic. The purpose of this study was to examine how the education of values in early childhood in the Covid 19 pandemic era. The method used was qualitative. The results showed: (1) Education Moral values in the Covid 19 pandemic era carried out at TK Al Hidayah IV are: (a) Education of religious values, (b) Education of moral values, (c) Education of social values. Conclusion: (1) The education of moral values in students is carried out using the method of assigning students to students, (2) The method of moral value education is adjusted to the conditions of the students (3) To facilitate the learning process at home the teacher coordinates with the parents of the students. Recommendations: (1) Schools need support from the government in the learning process in the Covid pandemic era, (2) The learning process in the Covid pandemic era requires collaboration between teachers and parents of students, (3) In the distance learning process, teachers, students and people need to be aware of health protocols.Keywords: Early childhood, Values, Morals, Education, Social. AbstrakStudi ini digunakan untuk menggali penanaman nilai moral pada siswa pada pandemi covid 19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana Pendidkan nilai pada anak usia dini pada era pandemic Covid 19. Metode yang digunakan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: Pendidikan nilai moral pada era pandemic covid 19 yang dilaksanakan di TK Al Hidayah IV adalah adalah nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial dan seni. Kesimpulan: Konsep, kendala dan dampak pendidikan nilai moral pada anak usia dini pada era pandemi covid 19 mencakup koginif, emosional dan budaya siswa. Rekomendasi: (1) Sekolahan membutuhkan dukungan dari pemerintah di dalam prososes pembelajaran di era pandemic covid, (2) Proses pembelajaran di era pandemic covid membutuhkan kerjasama antara guru dan orang tua siswa, (3) Di Dalam proses pembelajaran jarak jauh, guru, siswa dan orang perlu meperhatikan protokol kesehatan.Kata Kunci: Anak usia dini, Nilai, Moral, Pendidikan, Sosial,


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 105-115
Author(s):  
Ahmad Eddison ◽  
Hambali Hambali ◽  
Hariyanti Hariyanti

ABSTRACTThis paper analyzes social capital as an important factor for teachers who are gathered in the MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) organization in the formation of teacher competencies which include; pedagogic competence, personality competence, social competence and professional competence. The purpose of this study is to analyze; 1) social capital and 2) the role of social capital in MGMP-PPKn SMA to form teacher competence in Pekanbaru City. The subjects in this study were administrators and members of the PPKn MGMP, the determination of research subjects (informants) was carried out by purposive sampling technique. Data collection techniques using interviews, observation and documentation. Data analysis techniques through 1) Data Collection 2) Data Reduction 3) Data display, and 4) Data verification. The findings in this study are that the application of social capital in organizations is carried out with three main elements as pillars of togetherness, namely; 1) trust, 2) norms and 3) network. In this study, it does not claim that educator certificates are proof of teacher competence based on policies/laws. However, to get MGMP members to achieve teacher certificates, the findings of this study are that "social capital" has become a part of growing and being maintained and socialized in their togetherness, in other words the social capital in the MGMP organization has played a major role in bringing teachers to achievement, careers and positions in the world of education as a manifestation of the formation of teacher competence itself.Keywords: Social Capital, Teacher Competencies, MGMP, Civic EducationABSTRAKTulisan ini menganalisis modal sosial sebagai faktor penting bagi guru yang terhimpun dalam organisasi MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dalam pembentukan kompetensi guru yang meliputi; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis; 1) modal sosial dan 2) peran modal sosial dalam MGMP-PPKn SMA membentuk kompetensi Guru di Kota Pekanbaru. Subjek dalam penelitian ini ialah pengurus dan anggota MGMP PPKn, penentuan subjek penelitian (informan) dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui 1) Pengumpulan Data 2) Reduksi Data 3) Display data, dan 4) Verifikasi data. Temuan dalam penelitian ini bahwa penerapan modal sosial pada organisasi dilakukan dengan tiga unsur utama sebagai pilar kebersamaan yaitu; 1) kepercayaan, 2) norma dan 3) jaringan. Dalam penelitian ini sama sekali tidak mengklaim bahwa sertifikat pendidik adalah pembuktian kompetensi guru berdasarkan kebijakan/UU. Namun, untuk sampai anggota MGMP meraih sertifikat guru, maka temuan penelitian ini bahwa ”modal sosial” telah menjadi bagian tumbuh dan terjaga serta tersosialisasi dalam kebersamaan mereka, dengan kata lain modal sosial yang ada dalam organisasi MGMP menjadi andil besar telah mengantarkan guru ke prestasi, karier dan jabatan dalam dunia pendidikan sebagai manifestasi dari terbentuknya kompetensi guru itu sendiri.Kata Kunci: Modal Sosial, Kompetensi Guru, MGMP, PPKn  


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 129-135
Author(s):  
Ali Imron ◽  
Ahmad Agustian ◽  
Harja Winata

ABSTRACTCharacter education must be carried out collectively and massively, including in the family environment. This study aims to describe the socialization of character values in single parent families in Bojonegoro. This study uses a qualitative method with a phenomenological approach, and takes place in Dusun Beton, Kedungadem District, Bojonegoro Regency. The research informants were single parents who were selected purposively. Data were obtained through observation, in-depth interviews, and extracting secondary data, and were analyzed using Miles and Huberman's interactive analysis model. The socialization of character education in single parent families in Bojonegoro is distinguished by the time of the divorce and the age of the child. In a single parent family, when the child's age of divorce is still small, it has an impact on the lack of character education. Divorce that occurs in parents gives value to the child's understanding to repeat and not to repeat it in the future. Children in single parent families get more understanding and examples of behavior as well as values and norms in high school. In addition, a child sees himself as a victim of his parents' behavior. While the social learning process is at the stage of imitation and modeling.Keywords: education, character, family, single parent AbstrakPendidikan karakter harus dilakukan secara kolektif dan masif, termasuk di lingkungan keluarga. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sosialisasi nilai-nilai karakter pada keluarga single parent di Bojonegoro. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dan mengambil lokasi di Dusun Beton, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro. Informan penelitian adalah orangtua single parent yang dipilih secara purposive. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan penggalian data sekunder, serta dianalisis menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman. Sosialisasi pendidikan karakter pada keluarga single parent di Bojonegoro dibedakan berdasarkan waktu terjadinya perceraian dengan usia anak. Pada keluarga single parent yang waktu perceraiannya usia anak masih kecil berdampak minimnya pendidikan karakter. Peceraian yang terjadi pada orangtua memberikan nilai terhadap pemahaman anak untuk mengulang dan tidak mengulanginya di masa depan. Anak pada keluarga single parent lebih banyak mendapatan pemahaman dan contoh perilaku serta nilai dan norma di sekolah menengah. Selain itu, seorang anak menganggap dirinya sebagai korban terhadap perilaku orangtuanya. Sedangkan proses pembelajaran sosial berada pada tahap peniruan dan modeling.Kata Kunci: pendidikan, karakter, keluarga, orang tua tunggal


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 92-97
Author(s):  
Dita Dwinantaputri ◽  
Budi Juliardi ◽  
Jamurin Jamurin

AbstractThe problem in this study is the lack of public awareness in utilizing the existing tourism potential in improving the community's economy and also the role of the government in preserving and developing cultural villages has not been maximized. This study also aims to obtain concrete data by processing and analyzing the discussion of the role of the KAN traditional institution in preserving and developing cultural tourism in Nagari Jawi-Jawi, Solok Regency in terms of tourism potential and the role of the KAN traditional institution in preserving and developing cultural tourism. The type of research used is qualitative research with descriptive research methods and the selection of informants is carried out by purposive sampling technique with the informant subject, namely the local government and Nagari government and traditional leaders who are in Nagari Jawi-Jawi, Solok Regency. The data collection used is observation, interviews and documentation with the data obtained in terms of the potential for cultural tourism and the role of the KAN traditional institution in preserving and developing cultural tourism. supported by its beautiful nature. And related to the role of the KAN customary institution in preserving and developing cultural tourism in the Jawi-Jawi villages, it has been carried out quite well in terms of attractiveness and cooperation with traditional institutions, the government with the cooperation between the local government and the nagari.Keywords: Potency, Cultural tourism, the role of KANAbstrakPermasalahan dalam  penelitian ini adalah kurang kesadaran masyarakat dalam  memanfaatkan potensi wisata yang ada dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga peran pemerintah dalam melestarikan dan mengembangkan kampung budaya belum maksimal. Penelitian ini juga bertujuan untuk memperoleh data yang konkrit dengan mengolah dan menganalisis terhadap pembahasan peranan lembaga adat KAN dalam melestarikan dan Mengembangkan Wisata Budaya di Nagari Jawi-Jawi Kabupaten Solok dilihat dari potensi wisata dan peranan lembaga Adat KAN dalam melestarikan dan Mengembangkan wisata budaya. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif dan pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan subjek informan yaitu pemerintah daerah dan pemerintah Nagari dan tokoh adat yang berada di nagari Jawi-Jawi Kabupaten Solok. Pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi dengan data yang diperoleh ditinjau dari potensi wisata budaya dan peran lembaga adat KAN dalam melestarikan dan mengembangkan wisata budaya.Hasil penelitian yang diperoleh bahwa kampung budaya memiliki potensi yang baik dalam melestarikan dan mengembangkan wisata budaya hal ini didukung dengan alamnya yang indah. Dan terkait dengan peranan Lembaga adat KAN dalam melestarikan dan mengembangkan wisata budaya dinagari Jawi-Jawi sudah terlaksana cukup baik  dari segi daya tarik  dan kerjasama lembaga adat, pemerintah dengan adanya kerjasama antara pemerintah daerah dan nagari. Kata kunci : potensi, wisata budaya, peran KAN


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 98-104
Author(s):  
Mariyani Mariyani ◽  
Andarusni Alfasnyur

ABSTRACTThe writing of this work ini motivated by the demographic bonus that has been seen and is projected to appear in 2030 to 2045. Education is a very basic effort to take advantage of every opportunity that exists because the quality of education affects the quality of human resources. The literature study method is the method used in writing this work. Furthermore, the results obtained from the research provide information that the Indonesian government will provide answers to these challenges by trying as much as possible in the field of education such as (1) providing scholarships to be able to equalize education, (2) then population education to provide awareness, especially for the younger generation and to provide a number of jobs, (3) development soft skills and (4) Strengthening the character of Pancasilakeywords: Indonesian, Education, Demography, BonusAbstrakPenulisan karya ini dilatarbelakangi oleh bonus demografi yang telah terlihat serta diproyeksi akan muncul di tahun 2030 hingga 2045. Pendidikan ialah suatu usaha yang sangat mendasar untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada sebab kualitas pendidikan mempengaruhi kualitas dari sumber daya manusia. Metode studi literatur merupakan metode yang dimanfaatkan dalam penulisan karya ini. Selanjutnya hasil yang didapatkan dari penelitian memberikan informasi jika pemerintah Indonesia akan memberikan jawaban terhadap berbagai tantangan tersebut dengan berusaha semaksimal mungkin dalam bidang pendidikan seperti 1) pemerataan pendidikan melalui beasiswa, 2) pendidikan kependudukan guna memberi kesadaran khususnya untuk para generasi muda serta untuk menyediakan sejumlah lapangan pekerjaan, 3) Pengembangan soft skilldan 4) Penguatan karakter Pancasila.Kata kunci : Indonesia, pendidikan, kependudukan, bonus


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 32-39
Author(s):  
Moh Wahyu Kurniawan ◽  
Rose Fitria Lutfiana

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi nilai-nilai anti korupsi di SMAN 9 Malang yang mecakup dalam proses pembelajaran dan budaya sekolah. Pendekatan dalam penelitian ini kualitatif deskriptif dengan menfokuskan pada analisis implementasi pendidikan anti korupsi yang ada di SMAN 9 Malang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Instumen yang digunakan selain peneliti sebagai key instrument juga pendoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan adalah triangulasi dan teknik keabsahan data yang digunakan menggunakan triangulasi teknik. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa implementasikan nilai-nilai antikorupsi terintegrasi setiap mata pelajaran, pada bagian ini guru memberikan penguatan dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Guru cenderung menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dalam penguatan nilai-nilai antikorupsi, selain itu melalui budaya sekolah diwujudkan dengan tindakan pembiasaan (habitulasi) yang didukung dengan kebijakan sekolah.Kata Kunci : Strategi, Nilai-Nilai Antikorupsi, Sekolah Menengah Atas ABSTRACTThis study aims to analyze the implementation of anti-corruption values in SMAN 9 Malang which includes the learning process and school culture. The approach in this research is descriptive qualitative by focusing on the analysis of the implementation of anti-corruption education in SMAN 9 Malang. Data collection techniques using interviews, observation and documentation study. The instrument used in addition to the researcher as a key instrument was also interview guidelines, observation guidelines and documentation study guidelines. The data analysis technique used was triangulation and the validity of the data used technique triangulation. The results obtained show that the implementation of anti-corruption values is integrated in each subject, in this section the teacher provides reinforcement from the preliminary, core and closing activities. Teachers tend to use problem-based learning models in strengthening anti-corruption values, besides that through school culture it is manifested by habitual actions supported by school policies.Keywords: strategies, anti-corruption values, senior high school


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document