scholarly journals HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA YANG MENJALANI PENDIDIKAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MURNI TEGUH

2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 128-131
Author(s):  
Muhammad Taufik Daniel Hasibuan

Education is a process of learning from a knowledge, skills, attitudes and social behavior, which in undergoing the process must go through various stages to help achieve a goal. Students are expected to be able to go through all the learning processes in the education environment and this is related to learning stress which will ultimately affect learning motivation. This study aims to look at the relationship of learning stress with learning motivation in students undergoing education at STIKes Murni Teguh. This type of research uses cross sectional design and the sample used in this study amounted to 76 people, and simple random sampling is used as a sampling technique in the population. Research data collection using the SLSI questionnaire and learning motivation instruments, and analysis of the data used using the Spearman test. From the correlation test results obtained a significant relationship of (0,000) and Correlation Coefficient of (0.713), it can be concluded that stress learning has a relationship with student learning motivation. High learning motivation will make students study diligently and eventually will be realized in academic achievement. Efforts should be made to overcome the stress of learning and student motivation in undergoing the educational process to produce optimal learning.   Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran dari sebuah pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku sosial, dimana dalam menjalani proses tersebut harus melewati berbagai tahapan untuk membantu tercapainya sebuah tujuan. Mahasiswa diharapkan dapat menjalani semua proses pembelajaran dilingkungan pendidikan dan ini berkaitan dengan stres belajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi motivasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan stres belajar dengan motivasi belajar pada mahasiswa yang menjalani pendidikan di STIKes Murni Teguh. Jenis penelitan ini menggunakan cross sectional design dan sampel yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 76 orang, serta simple random sampling dipakai sebagai teknik pengambilan sampel pada populasi. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner SLSI dan instrumen motivasi belajar, serta analisa data yang digunakan memakai uji Spearman. Dari hasil uji korelasi didapatkan hubungan yang signifikan sebesar (0.000) dan nilai Correlation Coefficient sebesar (0.713), maka dapat disimpulkan bahwa stres belajar memiliki hubungan dengan motivasi belajar mahasiswa. Motivasi belajar yang tinggi akan membuat mahasiswa belajar dengan tekun dan pada akhirnya akan terwujud dalam prestasi akademik. Perlu dilakukan upaya untuk mengatasi stres belajar dan motivasi belajar mahasiswa dalam menjalani proses pendidikan untuk menghasilkan pembelajaran yang optimal.

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 387-393
Author(s):  
Muhammad Taufik Daniel Hasibuan ◽  
Hendry Kiswanto Mendrofa ◽  
Harsudianto Silaen ◽  
Yusrial Tarihoran

Education is currently experiencing challenges as a result of the Covid-19 pandemic, so the government has issued a study from home policy using online methods to reduce the spread of the virus. During the pandemic there was a change in the learning environment and this required adaptation and had an impact on students. The learning environment has an influence on learning motivation and ultimately will affect academic achievement. This study aims to look at the relationship between learning motivation and academic achievement in students who undergo online learning during the Covid-19 pandemic. This type of research is quantitative using a cross sectional design and the sample used in this study amounted to 85 people, and simple random sampling was used as a sampling technique for the population. Collecting research data using a questionnaire distributed via google form to facilitate access during a pandemic, and data analysis used using the Spearman test. From the results of the correlation test, it was found that there was no significant relationship between learning motivation and academic achievement in students who underwent online learning during the Covid-19 pandemic, p = 0.288. Academic achievement cannot be influenced by motivation alone, but from several supporting factors behind it. Efforts should be made to improve the quality of learning during the Covid-19 pandemic.   Abstrak Pendidikan saat ini tengah mengalami tantangan sebagai dampak pandemi Covid-19, sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah dengan menggunakan metode daring untuk menekan laju penyebaran virus. Pada masa pandemi terjadi perubahan lingkungan belajar dan hal ini membutuhkan adaptasi serta menimbulkan dampak bagi mahasiswa. Lingkungan belajar memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar dan akhirnya akan mempengaruhi terhadap prestasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan motivasi belajar terhadap prestasi akademik pada mahasiswa yang menjalani pembelajaran daring selama pandemi covid-19. Jenis penelitan ini kuantitatif dengan menggunakan cross sectional design dan sampel yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 85 orang, serta simple random sampling dipakai sebagai teknik pengambilan sampel pada populasi. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner yang dibagikan melalui google form untuk mempermudah akses selama pandemi, serta analisa data yang digunakan memakai uji Spearman. Dari hasil uji korelasi didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi akademik pada mahasiswa yang menjalani pembelajaran daring selama pandemi covid-19, p=0.288. Prestasi akademik tidak dapat dipengaruhi oleh motivasi saja, melainkan dari beberapa faktor pendukung yang melatar belakanginya. Perlu dilakukan upaya terhadap peningkatan kualitas pembelajaran selama pandemi Covid-19.


Author(s):  
Melfi Suryaningsih ◽  
Asfriyati Asfriyati ◽  
Heru Santosa

Pernikahan usia muda akan berlanjut dengan kehamilan usia muda. Akibat belum siapnya sistem reproduksi remaja untuk menerima kehamilan meningkatkan risiko untuk terjadinya komplikasi yang berpotensi meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Remaja dalam proses pertumbuhan dan perkembangan harus berbagi nutrisi dengan janin yang dikandungnya. Anemia kehamilan merupakan salah satu risiko yang akan dihadapi ibu hamil muda jika kebutuhan tubuh dan janinnya tidak tercukupi, selain itu keadaan psikologi remaja yang masih belum stabil dan siap dengan perubahan peran baru akan memicu terjadinya keguguran akibat stres. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh informasi hubungan pernikahan usia muda dengan keguguran dan anemia. Metode yang digunakan adalah Desain potong lintang, sampel 78 orang yang diambil secara simple random sampling. Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Variabel terikat adalah pernikahan usia muda, variabel bebas adalah keguguran dan anemia. Analisis data dengan uji Chi Square. Hasil penelitian yaitu tidak terdapat hubungan menikah usia muda dengan keguguran tetapi terdapat hubungan yang bermakna antara pernikahan usia muda dengan anemia (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa ibu yang menikah muda berisiko mengalami anemia kehamilan dibandingkan dengan ibu yang menikah pada usia reproduksi sehat. Young marriages will continue with young pregnancies. As a result of not being ready for the adolescent reproductive system to accept pregnancy increases the risk for complications that could potentially increase maternal and infant mortality. Adolescents in the process of growth and development must share nutrients with the fetus they contain. Anemia of pregnancy is one of the risks faced by young pregnant women if the body and fetal needs are not fulfilled, besides the psychological state of adolescents who are still unstable and ready for a new role change will trigger a miscarriage due to stress. The purpose of this study was to obtain information on the relationship of young marriage with miscarriage and anemia. The method used is a cross-sectional design, a sample of 78 people taken by simple random sampling. Retrieval of data by interview using a questionnaire. The dependent variable is young marriage, the independent variable is miscarriage and anemia. Data analysis with Chi Square test. The results of the study are that there is no relationship between young marriage and miscarriage but there is a significant relationship between young marriage and anemia (p <0.05). It can be concluded that mothers who marry young are at risk of developing pregnancy anemia compared to mothers who marry at a healthy reproductive age.


2013 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 109 ◽  
Author(s):  
Yuni Kusmiyati ◽  
Niken Meilani ◽  
Sriyulan Ismail

Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh inteligensi anak. Skor kecerdasan intelektual yang tidak menetap pada usia tertentu dapat berubah karena faktor genetik, gizi, dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan kecerdasan intelektual anak. Penelitian observasional dengan desain potong lintang ini dilakukan pada populasi siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Giwangan Yogyakarta, tahun 2013. Penarikan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling terhadap 37 sampel siswa. Instrumen untuk mengukur kecerdasan intelektual dengan Cultural Fair Intelligence Quotient Test yang dirancang untuk meminimalkan pengaruh kultural dengan memperhatikan prosedur evaluasi, instruksi, konten isi, dan respons peserta. Tes dilakukan oleh Biro Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, kadar hemoglobin diukur menggunakan Portable Hemoglobin Digital Analyzer Easy Touch secara digital.Variabel luar indeks massa tubuh diukur langsung menggunakan parameter tinggi badan dan berat badan. Analisis menggunakan uji regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan indeks massa tubuh tidak berhubungan dengan kecerdasan intelektual (nilai p = 0,052). Anemia berhubungan cukup dengan kecerdasan anak (r = 0,491) dan berpola positif, semakin tinggi kadar hemoglobin semakin tinggi kecerdasan intelektual anak. Nilai koefisien determinasi 0,241 menerangkan bahwa 24,1% variasi anemia cukup baik untuk menjelaskan variabel kecerdasan intelektual. Ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan kecerdasan intelektual (nilai p = 0,002).Quality of human resources is influenced by the child’s intelligent. Intelligence Quotient (IQ) score will not settle at a certain age and can change due to genetic factors, nutrition, and the environment. The objective is known relationship of anemia with IQ to child. Method of observational study with cross sectional design. Population are students of class VI elementary school of Giwangan Yogyakarta in 2013. Sample was taken by simple random sampling, obtained 37 students. Measuring of instruments IQ with CFQT, hemoglobin was measured using a Portable Digital Analyzer Easy Touch is a digital gauge Hb, external variable body mass index was meas- ured directly using the parameters height and weight of children. Analysis using Linear Regression. This research showed BMI was not associated with IQ (p value = 0.052). Relationship with the child’s intelligence anemia showed enough relationship (r = 0.491) and a positive pattern, where the higher levels Haemoglobin as the higher IQ score of the child’s. The coefficient of 0.241 explained 24.1 % variation anemia that is good enough to explain the variable IQ. There is a relationship between hemoglobin levels with IQ (p value = 0.002).


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 57-64
Author(s):  
Ayu Putu Yunita Lestari ◽  
Dwi Prima Hanis Kusumaningtiyas ◽  
I Ketut Andika Priastana

Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis which usually attacks the lungs. The increasing number of TB patients will result in an increase in TB transmission in the community. The lack of prevention measures of TB transmission occurs because the patient has less motivation in preventing the transmission of disease. This study aims to determine the relationship of family social support with patient motivation in preventing transmission of pulmonary TB in Negara Sub-district 2019. This study is quantitative study and used a cross-sectional design. The population in this study was pulmonary TB patients in the Negara sub-district with a total sample of 43 respondents. The research sample used a Simple Random Sampling technique. Analysis of the study using Spearman’s Rho. Family social support the most lung TB people are in good category 37 (86%). The motivation of patients in preventing the transmission of the most lung TB in the category of good 40 (93%). The results of the research analysis state P = 0.005 (P = 0.05). There is a relationship between the social support of the family with the motivation of the patient in preventing the transmission of lung TB.


2018 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 265 ◽  
Author(s):  
Diah Ayu Pitaloka ◽  
Rumaidhil Abrory ◽  
Ayu Deni Pramita

Background:Exclusive breastfeeding is a breastfeeding exclusively without any food or other additional beverages starting from newborns to 6 months old baby. Data from Indonesia Health Profile of 2014 states that infants receiving Exclusive Breast Milk in Indonesia only reach 41.67%. Objectives: To analyze the relationship between maternal knowledge, education, and exclusive breastfeeding among mothers in the village of Kedung Rejo, Waru Sub-district, Sidoarjo District.Methods: This research was descriptive analytic study using cross sectional design. The population of this study was mothers who has infants aged 6-12 months in Kedungrejo Village Waru Sub-district Sidoarjo District. Sample was selected using simple random sampling technique involving 31 people. Data analysis was tested using Fisher's exact test.Results:The results showed that the prevalence of exclusive breastfeeding in Kedungrejo Village, Waru Sub-district was 29%. The results of tests using Fisher's Exact showed that mother's knowledge and education were not related to exclusive breastfeeding in infants aged 6-12 months.Conclusion: There was no significant association between maternal knowledge, education and exclusive breastfeeding practices among mothers.ABSTRAKLatar Belakang:ASI Eksklusif adalah memberi Air Susu Ibu secara Ekslusif tanpa ada makanan atau minuman tambahan lainnya yang mulai dilakukan saat bayi baru lahir sampai bayi berumur 6 bulan. Data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 menyatakan bahwa bayi yang menerima ASI Eksklusif di Indonesia hanya sebesar 41,67%.Tujuan: Mengetahui pengetahuan ibu dan pendidikan ibu hubungannya dengan pemberian ASI Eksklusif di desa Kedung rejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian ini merupakan ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Desa Kedungrejo Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo  yang dipilih secara simple random sampling  sebanyak  31 orang. Data kemudian dikumpulkan dan diuji dengan menggunakan uji Fisher’s Excact.Hasil: Hasil menunjukkan bahwa prevalensi pemberian ASI Ekslusif di Desa Kedungrejo Kecamatan Waru Kabupaten  yaitu hanya 29%. Hasil uji dengan menggunakan Fisher’s Exact menunjukkan bahwa pengetahuan dan pendidikan ibu tidak berhubungan terhadap pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 6-12 bulan.Kesimpulan:Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu, pendidikan dan praktik pemberian ASI eksklusif di kalangan ibu. 


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 77
Author(s):  
Hana Nur Rahmawati ◽  
Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh ◽  
Hermanto Hermanto

Internet merupakan rangkaian komputer yang terhubung dalam beberapa rangkaian jaringan. Salah satudi antaranya yaitu media sosial yang merupakan situs dimana seseorang bias membuat Web page pribadi kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Penggunaan media social sangat mempengaruhi aktivitas seseorang, salah satunya adalah motivasi belajar remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan media social dengan motivasi belajar remaja di SMAN 1 Gringsing. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian sebanyak 239 responden. Pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara durasi penggunaan media sosial dengan motivasi belajar remaja di SMAN 1 Gringsing responden yang menggunakan durasi media sosial dengan jumlah paling banyak masuk dalam kategori durasi rendah yaitu 152 responden (63,6%) dan responden motivasi belajar rata-rata masuk dalam kategori motivasi belajar sedang dengan jumlah 176 responden (73,6%) dengan ρ-value = 0,000 <α (0,05). Remaja sebaiknya mampu menyesuaikan waktu penggunaan media sosial dengan baik sehingga tidak lalai terhadap tugasnya sebagai pelajar. Kata Kunci: Media sosial, motivasi belajar. RELATIONSHIP OF DURATION OF USE OF SOCIAL MEDIA WITH TEEN LEARNING MOTIVATION ABSTRACTThe internet is a series of computers that are connected in a series of networks. One of them is social media, which is a site where someone can create a personal Web page and then connect with friends to share information and communicate. The use of social media greatly influences a person's activities, one of which is the motivation to learn teenagers. The purpose of this study was to determine the relationship between the duration of the use of social media and the motivation to learn adolescents at Gringsing 1 Public High School. The design used is descriptive correlation with cross sectional approach. The sample in the study were 239 respondents. Sampling uses Simple Random Sampling. The results showed that there was a relationship between the duration of the use of social media and the motivation to learn adolescents at SMAN 1 Gringsing respondents who used the duration of social media with the highest number included in the low duration category of 152 respondents (63.6%) and respondents average learning motivation included in the category of moderate learning motivation with a total of 176 respondents (73.6%) with ρ-value = 0,000 <α (0.05). Teenagers should be able to adjust the time of using social media so that they are not negligent about their duties as students. Keywords: Social media, learning motivation.


2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 119
Author(s):  
Shirley Priscilla Gunawan ◽  
Merryana Adriana

Globalization era has led to higher demands and expectancy for life, causing higher stress level followed by higher prevalence of obesity and hypertension. Obesity and stress has became risk factors of hypertension and heart disease. This study purposed for analyzing the correlation between obesity and stress level with hypertension among church community in Indonesian Christian Church (GKI) Manyar Surabaya. This study was an analytic observational study with a cross-sectional design. Subject of this study were chosen using simple random sampling method. Data were collected by interviewing subjects, calculating subjects’ Body Mass Index (BMI) based on their height and body weight measurement, measuring blood pressure and fi lling DASS-42 questionnaire. All data were analyzed with Spearman test using SPSS v25.0. 76 subjects aged 18-45 year were participated in this study. This study showed 21.1% subjects were overweight and 42.1% were obese. 65.8% subjects experienced stress with a DASS score above 14. Twenty seven subjects experienced prehypertension and 12 others experienced hypertension stage 1. Based on statistical calculation, obesity (r=0.577; p<0.001) and stress level (r=0.370; p=0.001) are positively correlated to hypertension. Health promotion should be held to increase knowledge and awareness about the danger of obesity and stress to hypertension. Therefore, people can put more eff orts to maintain ideal body weight, learn to manage stress well and control blood pressure regularly


e-GIGI ◽  
2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Rifon I. Mokodompit ◽  
Krista V. Siagian ◽  
P. S. Anindita

Abstract: Loss of teeth can be caused by various diseases such as caries and periodontal disease. Losing teeth can lead people to emotional impact as well as impaired functions of speaking, chewing, and aesthetics. The use of denture to replace missing teeth is important to avoid these impacts. This study aimed to determine patients’ perception as users of removable acrylic based denture in Kotamobagu. This was a descriptive study with a cross sectional design. Population were 203 users of removable acrylic based denture at dentist services in Kotamobagu. Samples were 67 respondents obtained by using Solvin formula and simple random sampling method. In this study we used questionnaire consisted of 25 questions. The results showed that the patient’s perception was in good category based on competence, access, needs, time, and budget.Keywords: patient’s perception, removable denture, dentist serviceAbstrak: Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh berbagai penyakit seperti karies dan penyakit periodontal. Kehilangan gigi dapat menimbulkan dampak emosional serta terganggunya fungsi bicara, pengunyahan, dan estetika. Penggunaan gigi tiruan untuk menggantikan gigi yang hilang penting dilakukan untuk menghindari dampak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pasien pengguna gigi tiruan lepasan berbasis akrilik yang menggunakan jasa dokter gigi di Kotamobagu. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi yaitu pasien pengguna gigi tiruan lepasan berbasis akrilik yang menggunakan jasa dokter gigi di Kotamobagu yang berjumlah 203 jiwa. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin menghasilkan 67 sampel, dan metode pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Studi ini menggunakan kuesioner yang berjumlah 25 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan kompetensi, akses, kebutuhan, waktu, dan biaya persepsi pasien termasuk kategori baik.Kata kunci : persepsi pasien, gigi tiruan lepasan, jasa dokter gigi


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 67-75
Author(s):  
Septi Machelia Champaca Nursery ◽  
Lucia Andi Chrismilasari ◽  
Mariani Mariani

Latar Belakang : Keselamatan pasien (Patient Safety) merupakan usaha yang dilakukan untuk menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan. Rumah Sakit harus membangun sistem yang menjamin bahwa pelayanan yang tepat diberikan kepada pasien yang tepat.  Keamanan Pasien di rumah sakit dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan benar. Kesalahan dalam identifikasi pasien diawal pelayanan akan berdampak pada kesalahan pelayanan pada tahap selanjutnya, salah satunya adalah kesalahan dalam pemberian obat. Pelaksanaan identifikasi pasien dengan benar dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya pengetahuan, sikap dan budaya keselamatan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi pelaksanaan identifikasi pasien oleh perawat sebelum pemberian obat. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, desain penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel 43 orang perawat pelaksana, teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dan cluster sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan 17 item kuesioner pengetahuan, 12 item kuesioner sikap, 39 item kuesioner budaya keselamatan dan lembar observasi 8 item pernyataan, analisis data menggunakan analisa bivariat dengan uji Spearman Rank. Hasil : Hasil analisis bivariat faktor yang mempengaruhi pelaksanaan identifikasi pasien sebelum pemberian obat didapatka hasil, Correlation Coefficient (r) dan signifikansi (p)  =  (r) = 0,211 (p) = 0,174 (pengetahuan dan identifikasi pasien), (r) = 0,139 (p) = 0,372 (sikap dan identifikasi pasien), (r) = 0,483 (p) = 0,001 (budaya keselamatan dan identifikasi pasien). Kesimpulan : Faktor budaya keselamatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien oleh perawat di instalasi rawat inap RSUD Tamiang Layang, sedangkan faktor pengetahuan dan sikap tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.  Kata Kunci : Identifikasi pasien, kesalahan pemberian obat, pengetahuan, sikap, budaya keselamatan.


2017 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Iken Rahma ◽  
Indah Nuraeni ◽  
Hidayah Dwiyanti

ABSTRACT   This research aims to know the difference between snacking habit and nutritional status of catering and non-catering food consumer in SD-UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh as well as knowing the corelation between snacking habit and nutritional status in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh. This research used cross sectional design with thirty eight respondents were collected by Simple Random Sampling method. Snacking habit was obtained by using FFQ. The data were analyzed by using Chi-Square and Mann Whitney analysis. Univariate analysis showed that the snacking habit on catering food consumers was 28.5%, whereas on non-catering food consumers was 76.5%. Bivariate analysis result showed the difference between snacking (p= 0.004) and nutritional status ( p= 0.044) on catering and non-catering food consumers in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh. There was no corelation between snacking habit and the nutritional status in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh (p= 0,117) and ( p=0,142). There was difference in snacking habit and nutritional status on students who were catering and non-catering consumers in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh and there was no corelation between snacking habit and nutritional status in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh.  Key words: Snacking habit, Nutritional status, catering food, non-catering food.  ABSTRAK Kebiasaan mengonsumsi jajan dapat mempengaruhi status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kebiasaan jajan dan status gizi anak sekolah pengguna katering dan non-katering serta mengetahui hubungan kebiasaan jajan terhadap status gizi di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan 38 responden dengan metode Simple Random Sampling. Kebiasaan konsumsi jajan diperoleh menggunakan FFQ. Data di analisis menggunakan uji Chi-Square dan uji Mann Whitney. Hasil uji univariat menunjukkan bahwa pada anak sekolah pengguna katering kebiasaan jajan yaitu sebesar 28,5% sedangkan anak sekolah yang non-katering sebesar 76,5%. Hasil uji bivariat menunjukkan terdapat perbedaan kebiasaan jajan ( p = 0,004) dan status gizi ( p= 0,044) pada anak sekolah pengguna katering dan non-katering di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh serta tidak terdapat hubungan antara kebiasaan jajan terhadap status gizi di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh (p= 0,117) dan (p= 0,142). Terdapat perbedaan kebiasaan konsumsi jajan dan status gizi pada anak sekolah pengguna katering dan non-katering di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh serta tidak terdapat hubungan antara kebiasaan mengonsumsi jajan terhadap status gizi di SD UMP Purwokerto dan di SDN 2 Dukuhwaluh.  Kata Kunci: Kebiasaan jajan, Status Gizi, katering, non-katering.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document