Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

24
(FIVE YEARS 24)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Mataram

2715-5277, 2715-5943

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 125
Author(s):  
Yulia Pratiwi ◽  
Tya Safitri

ABSTRAKSelama kehamilan, tubuh wanita memerlukan lebih banyak darah untuk mendukung pertumbuhan bayi. Wanita hamil berisiko tinggi mengalami anemia defisiensi besi. Wanita hamil membutuhkan zat besi tambahan untuk memasok oksigen ke bayi. Untuk itulah wanita hamil perlu mengkonsumsi Fe untuk mensuplai kebutuhan darah. Kepatuhan dalam konsumsi tablet Fe merupakan hal yang perlu diperhatikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet Fe terhadap tingkat kejadian anemia di Desa Langgenharjo, Kecamatan Juwana. Penelitian ini menggunakan jenis rancangan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, observasi atau pengumpulan data, serta pemberian edukasi di Desa Langgenharjo. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif yang bersifat deskriptif non eksperimental.  Instrumen penelitian yang digunakan dalam peneltian ini berupa kuesioner dan edukasi. Data dianalisis dengan SPSS 22,0 dengan menggunakan uji normalitas, uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe terhadap tingkat kejadian anemia dengan p (value) 0,229.Kata kunci : Kepatuhan; Ibu hamil; Konsumsi; Tablet Fe.ABSTRACTDuring pregnancy, a woman's body needs more blood to support the baby's growth. Pregnant women are at high risk for iron deficiency anemia. Pregnant women need extra iron to supply oxygen to the baby. For communication, pregnant women need to take iron to supply blood. Compliance with the consumption of Fe tablets is something that needs attention. The purpose of this study was to see how compliance of pregnant women in consuming Fe tablets on the incidence of anemia in Langgenharjo Village, Juwana District. This research used an analytic observational design with a cross sectional approach, observation or data, as well as providing education in Langgenharjo Village. The method used in this research is quantitative quantitative which is descriptive non-experimental. The research instruments used in this research were questionnaires and education. Data were analyzed using SPSS 22.0 using normality test, Chi-Square test. The results showed that there was no effect between pregnant women in consuming Fe tablets on the incidence rate of anemia with p (value) 0.229.Keywords : Compliance; Pregnant women; Consumption; Fe Tablet.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 90
Author(s):  
Nur Oktaviani

ABSTRAKPelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya di bidang kefarmasian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi penerapan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas Tanjung Karang. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, pengambilan data dengan menggunakan pendekatan cross sectional, instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang bersumber dari Peraturan Menteri Kesehatan No 74 Tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas. Responden dalam penelitian ini adalah petugas farmasi dan pasien rawat jalan di puskesmas Tanjung Karang.  Hasil penelitian yaitu kegiatan pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai sebesar 90%, Peralatan dan fasilitas pendukung sebesar 87,5%, pelayanan informasi obat sebesar 100%, dan sumber daya manusia sebesar 100%.Yang menunjukkan bahwa evaluasi penerapan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas Tanjung Karang berdasarkan Indikator-Indikator pelayanan farmasi sudah di laksanakan dengan baik dengan nilai rata-rata sebesar 94,37%.Kata kunci : Evaluasi; Pelayanan Kefarmasian; Puskesmas Tanjung Karang.ABTRACT :Pharmaceutical services in health centers are an integral part of the implementation of health efforts that play an important role in improving the quality of health services for the community, especially in the field of pharmacy. This study aims to determine the evaluation of the implementation of pharmaceutical service standards at the Tanjung Karang Puskesmas. This research is a descriptive study, data collection using a cross-sectional approach, the instrument in this study is a questionnaire which is sourced from the Minister of Health Regulation No. 74 of 2016 concerning the standard of pharmaceutical services at Puskesmas. Respondents in this study were pharmacy officers and outpatients at Tanjung Karang Public Health Center. The results of the study were the management of drugs and consumable medical materials by 90%, equipment and supporting facilities at 87.5%, drug information services at 100%, and human resources at 100%, which showed that the evaluation of the implementation of pharmaceutical service standards at the Puskesmas Tanjung Karang based on indicators of pharmaceutical services has been implemented well with an average value of 94.37%.Keywords : Evaluation; Pharmaceutical Services; Puskesmas Tanjung Karang.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 102
Author(s):  
Lalu Aang Robby Dewantara ◽  
Agus Dwi Ananto ◽  
Yayuk Andayani

ABSTRAKKacang panjang (Vigna unguiculata) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan karena mengandung metabolit sekunder hampir di seluruh bagian tanamannya, seperti pada daging buahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar fenolik total ekstrak etanol dan ekstrak air daging buah kacang panjang dengan metode spektrofotometri UV-Visible. Sampel daging buah kacang panjang dimaserasi menggunakan dua pelarut berbeda, yaitu pelarut etanol 96% dan pelarut air. Analisis kadar fenolik total dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Visible. Kadar fenolik total dinyatakan dalam gallic acid equivalent (GAE). Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar fenolik total ekstrak etanol kacang panjang sebesar 40,4173 ± 4.2303 mg GAE/g dan kadar fenolik total ekstrak air kacang panjang sebesar 60.6062 ± 2,8533 mg GAE/g. Ekstrak etanol dan ekstrak air dari daging buah kacang panjang berpotensi sebagai antioksidan dilihat dari parameter kadar fenolik totalnya. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa kadar fenolik total ekstrak air lebih tinggi dibandingkan ekstrak etanol daging buah kacang panjang. Kata kunci : Kacang panjang (Vigna unguiculata); Spektrofotometri UV-Visible; Kadar fenolik total.ABSTRACTCowpea (Vigna unguiculata) is one of the vegetables that have antioxidant potential due to it contains some secondary metabolites that scattered on every part of the Cowpea, such as the pod coat. The aimed of this study was to determine total phenolic content of Cowpea pod coat ethanolic extract and aqueous extract using UV-Vis spectrophotometry method. Cowpea pod coats were macerated using two different solvents, ethanol 96%, and aqueous.  Total phenolic content was showed as gallic acid equivalent (GAE). The analysis results showed that total phenolic content of ethanol extract of cowpea was 40,41732 ± 4.2303 mg GAE/g and total phenolic content of aqueous extract of cowpea was 60.6062 ± 2,8533 mg GAE/g. The ethanolic extract and aqueous extract of cowpea pod coat have antioxidant potential in terms of total phenolic content parameter. Based on the research, the total phenolic content of cowpea pod aqueous extract higher than cowpea pod coat ethanolic extract.Keywords : Cowpea (Vigna unguiculata); Spectrophotometric UV-Visible; Total phenolic content.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 114
Author(s):  
Rizka Novia Atmadani

ABSTRAKDiabetes merupakan permasalahan sangat besar dan terus meningkat di tingkat global dan diperkirakan meningkat menjadi sekitar 642 juta orang atau sekitar 1 diantara 10 orang dewasa pada tahun 2040. Strategi yang efektif perlu dilakukan secara terintegrasi dan menyeluruh dengan berbasiskan pada masyarakat dengan melakukan kerjasama lintas program, lintas sektor, dan swasta (termasuk pada organisasi profesi dan masyarakat). Untuk itu, pengendalian diabetes sedini mungkin diharapkan menjadi salah satu cara untuk mengurangi prevalensi tingginya diabetes mellitus. Termasuk dengan mengetahui tingkat pengetahuan calon tenaga kesehatan terhadap penyakit diabetes yang kelak melakukan pelayanan langsung kepada pasien diabetes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat pengetahuan para mahasiswa farmasi tingkat akhir sebuah Universitas yang nantinya akan menjadi Apoteker yang memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit Diabetes mellitus. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan alat pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner diberikan kepada 55 responden. Hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa Farmasi tingkat akhir di sebuah Universitas ini termasuk baik dapat dilihat pada nilai rata-rata yaitu 7,55 untuk pengetahuan umum, 3,89 untuk pengetahuan tentang faktor risiko, dan 6,51 untuk pengetahuan tentang manajemen/pengobatan Diabetes mellitus yang dimana nilai maksimal masing-masing sub bab adalah 8, 4, dan 7.Kata kunci : tingkat pengetahuan; mahasiswa; diabetes mellitus; farmasi.ABSTRACTDiabetes is a very  problematic disease and continues to arise at the global level and is estimated to increase around 642 million people or about 1 in 10 adults by 2040. An effective strategy needs to be carried out in an integrated and comprehensive manner based on society by collaborating across programs, across sector, and the private sector (including professional and community organizations). Therefore, controlling diabetes as early as possible is expected to be one way to reduce the high prevalence of diabetes mellitus. This includes knowing the level of knowledge of potential health workers on diabetes who will provide direct services to diabetes patients. The purpose of this study was to determine how high the level of knowledge of the final year pharmacy students of a university who will later become pharmacists who provide education to the public regarding Diabetes Mellitus. This research is a descriptive study and the data collection tool used is a questionnaire given to 55 respondents. The results of this study concluded that the level of knowledge of the final year Pharmacy students at a University was good. It could be seen at the average score of 7.55 for general knowledge, 3.89 for knowledge of risk factors, and 6.51 for knowledge of management about Diabetes Mellitus therapy in which the maximum values for each of the sections are 8, 4, and 7.Keywords : knowledge; university students; diabetes mellitus; pharmacy.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 134
Author(s):  
Andy Susbandiyah Ifada ◽  
Rida Amelia ◽  
Dahlia Andayani

ABSTRAKPerubahan pola makan menjadi tinggi lemak dan gula menyebabkan munculnya banyak masalah, salah satunya obesitas yang menjadi faktor resiko Diabetes Melitus tipe 2. Upaya pencegahan dan pengobatan dengan bahan alam menjadi pilihan, salah satunya dengan daun sirsak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol 70% daun sirsak (annona muricata L) terhadap kadar glukosa darah mencit yang diinduksi High Fat Diet (HFD) dan Propiltiourasil (PTU). Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan rancangan pretest posttest with control group. Hewan uji dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok yang tidak diinduksi (normal), kelompok yang diinduksi HFD dan PTU (negatif), kelompok yang diberi ekstrak etanol 70% daun sirsak sebelum induksi (P1), kelompok yang diberi ekstrak etanol 70% daun sirsak bersama induksi (P2). Hasil penelitian menunjukan rerata kadar glukosa darah kelompok negatif (120,33 ±12,307 mg/dL), P1 (115,33±7,312 mg/dL) dan P2 (94,00±10,677 mg/dL). Rerata kelompok negatif berbeda bermakna dengan kelompok P2 dengan nilai signifikansi 0,001 (α < 0,05). Kelompok P2 dan P1 berbeda bermakna dengan dengan nilai signifikansi 0,009 (α < 0,05). Sedangkan kelompok negatif dan P1 tidak berbeda signifikan. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa waktu pemberian ekstrak etanol 70% daun sirsak berpengaruh terhadap kadar glukosa darah mencit yang diinduksi HFD.Kata kunci : High Fat Diet; Glukosa Darah; Ekstrak etanol daun sirsakABSTRACTChanges in diet to be high fat and sugar cause many problems, one of them is obesity which is a risk factor for Type 2 Diabetes Mellitus. Prevention and treatment with natural ingredients is an option, one of which is soursop leaves. The aim of the study was to determine whether the time of administration of ethanol extract 70% soursop leaves (Annona muricata L.) had an effect on blood glucose levels of mice induced by High Fat Diet (HFD) and Propyltiouracil (PTU). This research is a pure experimental study with a pretest posttest with control group design. The animals were divided into four groups: the group that was not induced (normal), the group that was induced by HFD and PTU (negative), the group given 70% ethanol extract of soursop leaves before induction (P1), the group given 70% ethanol extract of soursop leaves while induction (P2). The result showed that average of blood glucose levels in the group negative control (120.33 ± 12.307 mg/dL), P1 (115.33 ± 7.312 mg/dL) and P2 (94.00 ± 10.677 mg/dL). The mean of the negative group was significantly different from the P2 group with a significance value of 0.001 (α <0.05). Group P2 and P1 differed significantly with a significance value of 0.009 (α <0.05). Meanwhile, the negative group and P1 did not differ significantly. It can be concluded that the time of administration of 70% ethanol extract of soursop leaves affects the blood glucose levels of mice that are induced by HFD and PTU.Keywords : High Fat Diet; Blood Glucose; Ethanol extract of soursop leaves.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Oki Nugraha Putra ◽  
Eri Destin Anggraini ◽  
Ana Khusnul Faizah

ABSTRAKInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) termasuk penyakit yang banyak terjadi di Indonesia terutama pada usia anak. Pada populasi anak berisiko mendapatkan peresepan obat off-label dikarenakan terbatasanya data efikasi obat untuk anak. Penggunaan obat off-label meningkatkan risiko efek yang tidak dikehendaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat secara off-label pada peresepan pasien ISPA anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan desain cross-sectional. Pengumpulan data menggunakan peresepan obat dengan diagnosis ISPA  pada anak usia 0-18 tahun. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019 sampai dengan Februari 2020. Pada` penelitian ini didapatkan 124 resep dengan diagnosis ISPA. Penggunaan obat off-label pada peresepan penyakit infeksi saluran pernapasan akut untuk pasien anak sebesar 23% dengan kategori off-label usia (15,67%), off-label dosis (5,70%), off-label rute pemberian (1,22%) dan off-label indikasi (0,40%). Jenis obat off-label paling banyak diresepkan untuk ISPA anak adalah antihistamin klorfeniramin maleat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat off-label pada penyakit ISPA anak cukup tinggi. Farmasis dan dokter dapat berkolaborasi untuk pemantauan penggunaan obat yang tergolong off-label. Penelitian lanjutan diperlukan untuk melihat korelasi atau faktor risiko yang berpotensi meningkatkan penggunaan off-label pada ISPA anak. Kata kunci : Obat off-label; ISPA; Peresepan; Anak. ABSTRACTAcute respiratory tract infections (ARTI) is a disease that often occurs in Indonesia, especially in children. The population of children is high risk of receiving off-label prescription drugs. The use of off-label drugs increases the risk of undesirable effects. This study was aimed to evaluate the off-label use of drugs in prescribing with acute respiratory tract infection. This research is a descriptive observational study using a cross-sectional design. Data was collected by the prescription in children aged 0-18 years old with acute respiratory tract infection. This study was conducted from November 2019 to February 2020. In this study, 124 prescriptions were obtained with a diagnosis of ARTI. The use of off-label drugs was 23% with the off-label age category (15.67%), off-label dose (5.70%), off-label route of administration (1.22%) and off-label indication (0.40%). The type of off-label drug most commonly prescribed in children with ARTI is chlorpheniramine maleate. It can be concluded that the use of off-label drugs in children with ARTI disease is quite high. Pharmacists and clinicians should collaborate each other to monitor the use of drugs that are classified as off-label. Further research is needed to analyze   correlations or risk factors that potentially may increase off-label use in children with ARTI.Keywords : Off-label drugs; Acute Respiratory Tract ; Infection; Prescribing; Children.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 121
Author(s):  
Baiq Leny Nopitasari ◽  
Cyntiya Rahmawati ◽  
Baiq Mitasari

ABSTRAKHipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Status kesehatan yang buruk menunjukan kualitas hidup yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup penderita hipertensi di Puskesmas Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Desain penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Responden dalam penelitian ini adalah penduduk usia 40-75 tahun. Pengambilan sampel dilakukan di Puskesmas Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Teknik sampling yang digunakanadalahpurposive samplingpada 69 responden yang menderita hipertensi di Puskesmas Gunungsari. Teknik pengumpulandata menggunakan kuesioner SF-36. Data hasil penelitian dianalisa secara deskriptif dengan menentukan persentase sempurna, tinggi, sedang, dan rendah. Domain fungsi fisik berada pada kategori sempurna yaitu 26 orang (37.68%), keterbatasan fisik berada pada kategori sempurna yaitu 64 orang (92.75%), nyeri tubuh berada pada kategori sedang yaitu 38 orang (55.07%), kesehatan secara umum berada pada kategori sedang yaitu 46 orang (66.66%), vitalitas/energi berada pada kategori tinggi yaitu 39 orang (56.52%), fungsi sosial berada pada kategori tinggi yaitu 51 orang (73.91%), keterbatasan emosional berada  pada kategori rendah yaitu 53 orang (76.81%), kesehatan mental berada pada kategori sempurna yaitu 28 orang (40.57%). Rata-rata nilai kualitas hidup dari 69 responden adalah 73.73 dengan kategori kualitas hidup sedang.Kata kunci : Kualitas hidup; Hipertensi; SF-36; Puskesmas.ABSTRACTHypertension is a condition of increased systolic blood pressure of more than 140 mmHg and diastolic blood pressure of more than 90 mmHg. Poor health status indicates poor quality of life. This study aims to determine the quality of life of hypertensi on sufferers in Gunungsari Public Health Center, West Lombok Regency. The design of this study was an observational study with a cross-sectional approach. Respondents in this study were residents aged 40-75 years. Sampling was conducted at the Gunungsari Public Health Center in West Lombok Regency. The sampling technique used was purposive sampling of 69 respondents suffering from hypertension at the Gunungsari Community Health Center. Data collection technique susing the SF-36 questionnaire. The research data were analyzed descriptively by determining the percentage of perfect, high, medium, and low. Domains of physical function are in the perfect category that is 26 people (37.68%), physical limitations are in the perfect category that is 64 people (92.75%), body pain is in the moderate category thatis 38 people (55.07%), general health is in the moderate category namely 46 people (66.66%), vitality / energy are in the high category that is 39 people (56.52%), social functions are in the high category thatis 51 people (73.91%), emotional limitations are in the low category that is 53 people (76.81%) , mental health is in the perfect categoryof 28 people (40.57%). The average quality of live value of 69 respondents was 73.73 with the category of medium quality of life.Keywords : Quality of life; Hypertension; SF-36; Public health center.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 109
Author(s):  
Yuniarthi Dwi Suputri ◽  
Agus Dwi Ananto ◽  
Yayuk Andayani

ABSTRAKProduksi tanaman jagung yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan limbah kulit jagung semakin tinggi. Kulit jagung dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan dan berpotensi sebagai antioksidan. Kulit jagung mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang dapat bertindak sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa pada fenolikfraksi etil asetat dan fraksi metanol kulit jagung. Ekstraksi kulit jagung dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Fraksinasi ekstrak etanol kulit jagung dilakukan dengan fraksinasi bertingkat menggunakan pelarut metanol dan etil asetat. Kedua fraksi yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dengan metode Kromatografi Lapis Tipis. Fase diam yang digunakan adalah plat silica gel G60F254 dan fase gerak yang digunakan adalah kombinasi eluen kloroform: etil asetat: n-butanol: asam format (5:2:2:1). Hasil pemisahan ditandai dengan munculnya noda bercak saat diamati dengan sinar UV 254 nm dan 366 nm. Nilai Rf bercak yang muncul kemudian dihitung lalu dibandingkan dengan nilai Rf literatur untuk mengidentifikasikan senyawa yang terpisah. Hasil analisis kualitatif fraksi etil asetat dan fraksi metanol kulit jagung menunjukkan keberadaan senyawa fenolik. Hasil ini ditunjukkan dengan munculnya noda bercak dengan nilai Rf 0,75 yang memiliki kemiripan dengan nilai Rf asam galat (0,76). Kata kunci : Kulit jagung; Kromatografi lapis tipis; Analisis kualitatif. ABSTRACTCorn production keeps increasing causing increasing in corn husk waste. Cornhusk can be used in medical field and have potential as an antioxidant. Cornhusk contains phenol and flavonoid metabolites that can act as antioxidants. The aim of this study is to determine the presence of phenol metabolites in ethyl acetate and methanol fraction of cornhusk. Cornhusk extraction was carried out by a maceration method using ethanol 96%. Fractionation of ethanolic cornhusk extract was carried out by liquid-liquid extraction using a separating funnel with methanol and ethyl acetate solvent. The two fractions then analyzed qualitative by Thin Layer Chromatography. The stationary phase used is silica gel G60F254. The mobile phase used is a combination of chloroform: ethyl acetate: n-butanol: formic acid (5:2:2:1). The separation result marked by the presence of stains when observed by UV 254 nm and 366 nm light. The Rf value then measured and compared to Rf value in the literature to determine the separated substance. The qualitative analysis result of corn husk ethyl acetate fraction and methanol fraction indicated the presence of phenolic metabolites. This result is showed by the presence of stain with Rf value 0,75 that has similarity with Rf value of gallic acid (0,76). Keywords : Cornhusk; Thin layer chromatography; Qualitative analysis.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 128
Author(s):  
Dzun Haryadi Ittiqo ◽  
Ardiansyah Ardiansyah ◽  
Yuli Fitriana

ABSTRAKKosmetik  pada umumnya mengandung senyawa kimia. Lulur banyak digunakan untuk mencerahkan kulit. Untuk menjaga keamanan diperlukan senyawa aktif yang aman. Antioksidan sering dimanfaatkan pada kosmetika. Daun kelor mengandung senyawa antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu fisik lulur krim ekstrak daun kelor, mengetahui pada konsentrasi berapa dari  ekstrak daun kelor  sebagai lulur krim dapat mencerahkan kulit. Metode penelitian ini bersifat true eksperimental dengan pendekatan post test only control grup. Menggunakan hewan uji tikus sebanyak 4 ekor yang dibagi menjadi empat kelompok, kelompok 1 kontrol negative( basis lulur krim), kelompok 2 konsentrasi ekstrak 10%, kelompok 3 konsentrasi ekstrak 20% dan kelompok 4  konsentrasi ekstrak 30%. Perlakuan hewan uji dilakukan selama satu minggu, dengan pengukuran skala warna kulit menggunakan skin tone. Analisis data menggunakan one way annova. Hasil Uji sifat fisik memberikan mutu yang baik dengan rata-rata uji pH sediaan 6.7, daya lekat 39 detik dan daya sebar 6,608cm2 . Porsentase  kecerahan menunjukkan bahwa kelompok kontrol negativ  tidak ada perubahan, kelompok 2 konstrasi 10% (6,00 hari±0,82 ), kelompok  konsentrasi 20%  (5,00 hari±0,82) dan konsentrasi 30% (3.50 hari±0,58).  Dapat disimpulkan bahwa krim lulur esktrak daun kelor dengan kosntrasi 30% paling efektif  mencerahkan kulit.Kata kunci : Kosmetik; Lulur; Krim; Daun Kelor; Pencerah.ABSTRACTCosmetics generally contain chemical compounds. Lulur is widely used to brighten the skin. To maintain safety, a safe active compound is needed. Antioxidants are often used in cosmetics. Moringa leaves contain antioxidant compounds. The purpose of this study was to determine the physical quality of the Moringa leaf extract cream scrub, knowing at what concentration of Moringa leaf extract as a cream scrub can brighten the skin. This research method is true experimental with a post test only control group approach. Using 4 rats, divided into four groups, group 1 was negative control (cream scrub base), group 2 extract concentration was 10%, group 3 extract concentration was 20% and group 4 extract concentration was 30%. The treatment of the tested animals was carried out for one week, by measuring the skin color scale using the skin tone. Data analysis used one way annova. The physical properties test results gave good quality with an average pH test of 6.7, adhesion 39 seconds and spreadability 6.608cm2. The percentage of brightness shows that the negative control group has no change, group 2 is 10% (6.00 days ± 0.82), the concentration group is 20% (5.00 days ± 0.82) and the concentration is 30% (3.50 days ± 0 , 58). It can be concluded that Moringa leaf extract cream with a concentration of 30% is the most effective in lightening the skin.Keywords : Cosmetics; Scrubs; Creams; Moringa Leaves; Lightening. 


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Rahmat A Hi Wahid

ABSTRAKBuah delima (Punica granatum L.) secara empiris digunakan untuk mengobati masalah gigi dan mulut seperti sariawan. Pengembangan obat sariawan berbasis herbal dengan bentuk sediaan patch dilakukan untuk mempertahankan waktu kontak antara zat aktif dengan bagian sariawan. Polivinilpirolidon (PVP) digunakan sebagai polimer karena sifatnya mukoadhesif sehingga mampu berikatan pada mukosa mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan PVP sebagai polimer mukoadhesif terhadap karakteristik fisik sediaan patch yang mengandung ekstrak kulit buah delima (EKBD). EKBD diperoleh dengan metode maserasi. Konsentrasi EKBD yang digunakan adalah 5% dan 10%. Sedangkan konsentrasi polimer PVP yang digunakan yaitu 30,29%, 33,04, 48,75%, dan 65,5%. Patch selanjutnya akan di evaluasi fisik yang meliputi keseragaman bobot dan dimensi ketebalan, pH permukaan, swelling, daya lekat, dan waktu lekat. Hasil menunjukkan bahwa patch yang mengandung ekstrak 10% dengan tambahan polimer konsentrasi 30,29% memiliki sifat yang cukup elastis disbanding dengan konsentrasi 48,75% dan 65,5%. Sedangkan uji evaluasi fisik menghasilkan keseragaman bobot dan dimensi yang seragam, pH 6,63, rata-rata indeks swelling 40,69% ± 16, dan rata-rata daya dan waktu lekat 13,50 ± 11,6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi PVP terbukti berpengaruh pada sifat fisik patch yang dihasilkan. Kata kunci : Polivinilpirolidon; Ekstrak Kulit Buah Delima; Patch.ABSTRACTPomegranate (Punica granatum L.) is empirically used to treat dental and mouth problems such as reccurent aphthous stomatitis (RAS). The development of RAS  therapy based on herbal with patches dosage forms is carried out to maintain the contact time between the active substance and the RAS. Polyvinylpyrrolidone (PVP) is used as a polymer because it is mucoadhesive, so it can bind to the oral mucosa. Aimed to determine the effect of the use of PVP as a mucoadhesive polymer on the physical characteristics of patches preparations containing pomegranate peel extract (PPE). PPE was obtained by maceration method. The PPE concentration used were 5% and 10%. PVP concentration used were 30.29%, 33.04%, 48.75%, and 65.5%. The patches properties such as uniformity of thickness, pH, swelling index, tensile and mucoadhesive strength. The results showed that patches containing 10% extract and PVP concentration of 30.29% had sufficient elastic properties compared to both concentration. While the physical evaluation test obtained uniform weights and dimensions that are uniform, pH 6.63, the average swelling index is 40.69% ± 16, and the tensile and mucoadhesive strength is 13.50 ± 11.6. Altogether, the concentration of PVP is proven to affect the physical properties of the resulting patch.Key word : Polyvinylpyrrolidone; Pomegranate Peel Extract; Patch. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document