Dialektika Jurnal Bahasa Sastra dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

44
(FIVE YEARS 21)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Lp2m Universitas Islam Negeri (Uin) Syarif Hidayatullah Jakarta

2502-5201, 2407-506x

Author(s):  
Devi Kurnia Khikmawati ◽  
Tina Indri Astuti ◽  
Any Novitasari

Abstract: Research on the application of e-learning in Extraordinary Schools (SLB) aims to increase the motivation and interest in learning for blind children. This research was conducted using qualitative research methods. A qualitative approach is an approach that is used to obtain data in more depth so that it can be used to develop theories and describe the reality and complexity of the phenomenon under study. The results of this study are the effectiveness of the application of e-learning in the form of a speech dictionary that is tailored to the needs of blind children. Novelty or novelty in this study is the application of e-learning for blind children. E-Learning has been applied to special schools and public schools, but its application is less adapted to the needs of Children with Special Needs (ABK). This research resulted in a novelty in the form of the application of e-learning tailored to the needs of special needs children, especially for blind children Abstrak: Penelitian mengenai penerapan e-learning pada Sekolah Luar Biasa (SLB) ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar anak tunanetra. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk memperoleh data secara lebih mendalam sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan teori dan mendeskripsikan realitas serta kompleksitas fenomena yang diteliti. Hasil dari penelitian adalah keefektifan penerapan e-learning berupa kamus bicara yang disesuaikan dengan kebutuhan anak tuna netra. Novelty atau kebaruan dalam penelitian ini adalah penerapan e-learning bagi anak tuna netra. E-Learning sudah diterapkan pada sekolah luar biasa maupun sekolah umum, namun penerapannya kurang disesuaikan dengan kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Penelitian ini menghasilkan kebaruan berupa penerapan e-learning yang disesuaikan dengan kebutuhan ABK, khususnya bagi anak tunanetra. 


Author(s):  
Rosida Erowati ◽  
Neneng Nurjanah

Abstract: The speaking skills of BIPA 1 learners include the ability to pronounce Indonesian phonemes accurately. The accuracy of phoneme pronunciation is not only intended for fluency in speaking, but so that students are able to distinguish the meaning of words. By utilizing a qualitative descriptive approach, this study aims to describe the pronunciation of BIPA learners in Egypt in a speaking ability test. This pronunciation description indicates the ability of BIPA learners to recognize vocabulary, the meaning of words, as well as the difficulty of pronunciation in tests of speaking ability. The results of this study indicate that beginner BIPA learners in Egypt have difficulty at the phonological level, namely the phonetic articulation of consonant sounds / b /, / p /, / ŋ /, / ɲ /, / k /, / ʔ / and consistently having difficulty to map sound / b / to / p /. In addition, it tends to double the sound / ŋ / with / ɡ /, also avoiding the sound / ɲ /.Abstrak: Kemahiran berbicara pemelajar BIPA 1 mencakup kemampuan melafalkan fonem bahasa Indonesia dengan jitu. Ketepatan pelafalan fonem tidak semata ditujukan untuk kelancaran berbicara, namun agar pemelajar mampu membedakan makna kata. Dengan memanfaatkan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelafalan pemelajar BIPA di Mesir dalam tes kemampuan berbicara.  Deskripsi pelafalan ini mengindikasikan kemampuan pemelajar BIPA dalam mengenali kosakata, makna kata-kata, serta kesulitan pelafalan dalam tes kemampuan berbicara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemelajar BIPA pemula di Mesir memiliki kesulitan pada level fonologis, yaitu pada artikulasi fonetik pada bunyi konsonan /b/, /p/, /ŋ/, /ɲ/, /k/, /ʔ/ dan secara konsisten kesulitan untuk memetakan bunyi /b/ ke /p/. Selain itu, cenderung menggandakan bunyi /ŋ/ dengan /ɡ/, juga menghindari bunyi /ɲ/.


Author(s):  
Johny Lee

Abstract: This study investigated the perception performance of the voiced stops of Indonesian language by Taiwanese learners. Previous studies suggest that the perception of foreign languages’ phonemic category absent in the L1 inventory is troublesome, and this is also the case for the Taiwanese learners’ of Indonesian. Seven of eight of our subjects were unable yet to perfectly distinguish between the voiced stops [b, d, g] and their voiceless counterpart [p, t, k] despite being able to speak Taiwanese (Southern Min) which has the voicing distinction for bilabial stops [b]-[p] and velar stops [g]-[k]. The result yielded from a small sized experimental study of forced option test and literature study provides us a preliminary understanding on why some Taiwanese learners sometimes made production errors, oral and written. This study serves as a preliminary study which we hope to lead to a bigger-scale and well-controlled psychoacoustics study in the future in order to have a more definitive result on the perceptional issue by Taiwanese learners of Indonesian. Abstrak: Studi ini meneliti kemampuan persepsi pemelajar Taiwan terhadap bunyi konsonan hentian bersuara bahasa Indonesia. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemelajar bahasa asing memiliki kesulitan mempersepsi terhadap bunyi-bunyi bahasa asing yang tidak dimiliki oleh kategori fonem bahasa pertama dan kondisi yang sama juga dijumpai pada pemelajar bahasa Indonesia sebagai bahasa asing asal Taiwan. Tujuh dari delapan subjek penelitian masih belum mampu untuk secara sempurna membedakan konsonan hentian bersuara [b, d, g] dan pasangan takbersuaranya [p, t, k] meski semua subjek mampu berbahasa Taiwan (Min Selatan) yang memiliki pembedaan ciri suara pada konsonan hentian bilabial [b]-[p] dan bunyi konsonan hentian velar [g]-[k]. Hasil yang dihasilkan dari penelitian eksperimen dengan teknik force option test dan rujukan kepustakaan berskala kecil ini memberikan gambaran awal tentang kemungkinan penyebab pemelajar bahasa Indonesia asal Taiwan terkadang membuat kekeliruan produksi bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Penelitian ini berfungsi sebagai studi awal yang diharapkan bisa diteruskan untuk penelitian berskala besar dan menggunakan metode psikoakustik untuk mendapatkan hasil yang lebih definitif terhadap isu persepsi pemelajar bahasa Indonesia asal Taiwan. 


Author(s):  
Aloysius Rangga Aditya Nalendra ◽  
Sultan Himawan ◽  
Jeffry Latumahina ◽  
Bryan Kalbu Adhi

Abstract: This research is in the form of descriptive qualitative. This study tries to analyze the language phenoma by using Pierce's semiotic theory. Researchers used many data taken from Twitter social media as data taken from January 2018 to November 2019. Empirical data found on Twitter was processed and analyzed using the thick description method. The study conducted observations on social media and conducted data collection with an experimental system for this neutrality study. The results of this study are the discovery of the fact of the use of animal symbols, namely tadpoles, bat and desert lizards in the interaction of the social media world by netizens. Researchers found the meanings and symbols of the use of these animals only as a mocking tool but also became a symbol of guidance to criticize the animal symbol as not only a stigma but also a means of controlling social criticism.Abstrak: Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif  yang bertujuan untuk menganalisa fenoma bahasa dengan teori semiotic Pierce. Peneliti meggunakan beberapa data yang diambil dari media sosial twitter sebagai data empiris yang diambil dalam  kurun waktu Januari 2018 hingga November 2019. Data empiris yang ditemukan dalam twitter tersebut diolah dan dianalisa dengan metode  thick description. peneliti melakukan observasi di dalam media sosial dan melakukan pengambilan data dengan sistem acak guna menjaga netralitas penelitian ini. Hasil penelitian ini adalah penemuan fakta empiris penggunaan simbol hewan yakni cebong, kampret dan kadal gurun dalam interkasi dunia sosial media yang dilakukan oleh netizen. Peneliti menemukan kesamaan makna dan tujuan penggunaan symbol ketiga hewan tersebut yakni bukan hanya  sebagai alat mengejek tetapi juga menjadi symbol petunjuk untuk mengkritik sehingga symbol hewan tersebut bukan saja menjadi stigma namun juga menjadi alat kontrol kritik sosial.   


Author(s):  
Nur Ahmad Salman Herbowo

Abstract: This research discusses the short story "Orang Bunian" by Gus TF Sakai as a material object and ecological studies related to local wisdom and myths in literary works as formal objects. The theory that used is ecocriticism. The method used is descriptive qualitative research analysis. The short story "Orang Bunian" is one of the short stories of Gus TF Sakai in the short story anthology of Kaki Yang Terhormat that contains narratives about myths and people who believe in them and relating to nature and the environment. This is research is to identificating and analizing the short story based on the ecology approach and what its relation with local wisdom. The result of analysis showed that this myth is the part of local wisdom of that area. The society's believe on orang bunian indirectly affected them in their behavior on maintain and conserving the natural source around them. Besides the presents of orang bunian also affected in the development of  culture and knowledge, the believed in orang bunian give the people the understanding about a proper time for hunting in the forest. so it makes orang bunian as the believe and forbidden thing in the society of that short storyAbstrak: Penelitian ini menjadikan cerpen “Orang Bunian” karya Gus TF Sakai sebagai objek material dan kajian ekologis yang berhubungan dengan kearifan lokal terkait dengan mitos dalam karya sastra sebagai objek formal. Teori yang digunakan adalah ekokritik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis kualitatif deskriptif. Cerpen “Orang Bunian” merupakan salah satu cerpen Gus TF Sakai dalam kumpulan cerpen Kaki Yang Terhormat yang memuat narasi tentang mitos dan masyarakat yang memercayai berkaitan dengan alam dan lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi serta menganalisis berdasarkan kajian ekologi sastra dalam cerpen tersebut dan hubungannya dengan kearifan lokal di daerah setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran mitos urang bunian merupakan bentuk dari kearifan lokal masyarakat setempat. Kepercayaan masyarakat terhadap kehadiran urang bunian secara tidak langsung berdampak terhadap perliku masyarakat dalam menjaga dan melestarikan sumber daya alam. Selain itu, keberadaan urang bunian juga berdampak terhadap pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, yaitu keberadaanya memberikan pemahaman akan waktu-waktu tertentu yang diperbolehkan untuk berburu di dalam hutan. Sehingga urang bunian dianggap sebagai petuah, kepercayaan dan pantangan bagi masyarakat dalam cerpen tersebut. 


Author(s):  
Agung Prayitno Putro ◽  
Herman J Waluyo ◽  
Nugraheni Eko Wardhani

Abstract: The purpose of this study is to describe the values of character education for Drama course. It is a qualitative descriptive  study.  The  data  were obtained from the play entitled Opera Kecoa¸ written by N.Riantiarno. by looking at the settings, the characters, the plots and some relevant documents. The technique used to collect the data was by document analysis technique. As one form of literary work, Opera Kecoa drama script contains character education values. The values of character education in this drama script are shown through characterizations and events in each chapter. Based on the results of the analysis found ten character education values contained in the drama  Opera Kecoa, these values include: social care, tolerance, hard work, discipline, peace,patriotism, friendly, independent, creative, and responsibility. By reason of the values of these characters, the Opera Kecoa drama script can be used as a medium of learning in the college literature.  Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat pada sebuah naskah drama. Penelitian  ini menggunakan metode deskriptif  kualitatif dengan subjek penelitiannya adalah naskah drama Opera Kecoa karya N.Riantiarno. Sumber data diperoleh dari tempat dan peristiwa, informan, naskah drama, dan dokumen. Pengumpulan data menggunakan teknik analisis dokumen. Sebagai salah satu bentuk karya sastra, naskah drama Opera Kecoa memuat nilai-nilai  pendidikan  karakter. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam naskah drama  ini ditampilkan melalui penokohan dan alur peristiwa pada setiap babaknya. Berdasarkan hasil analisis maka ditemukan sepuluh nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam naskah drama Opera Kecoa, nilai-nilai tersebut antara lain: peduli sosial, toleransi, kerja keras, disiplin, cinta damai, cinta tanah air, bersahabat, mandiri, kreatif, dan tanggung jawab. Dengan alasan adanya nilai-nilai karakter tersebut maka naskah drama Opera Kecoa dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran sastra di perguruan tinggi.  


Author(s):  
Anita Zuhrotul Jannah

Abstract: Culture is one of the identities of a community in each region, one of which is selametan. Selametan is a culture that is closely related to the Javanese community. The purpose of this research is to describe the form and meaning in naming selametan Javanese society. The research data were obtained using competent observational techniques. The method of data analysis uses descriptive qualitative. Methods of data analysis through data transcripts and data classification. Data analysis uses morphological and semantic theories. The form of data analysis is descriptive. The results showed the naming of selametan in Javanese society consisting of 19 selametan consisting of pre-birth to death. Then the naming of the form is analyzed using morphological theory and its meaning is analyzed using semantic theory. The results showed that in terms of naming selametan, many Javanese people were formed from numbers during pre-birth and death, while in life they were formed from activities to be carried out. Whereas in meaning, the naming has lexical and referential meaning.Abstrak: Budaya menjadi salah satu identitas sebuah masyarakat pada setiap daerah, salah satunya selametan. Selametan merupakan salah satu budaya yang lekat dengan masyarakat jawa. Tujuan penelitian ada adalah mendeskripsikan bentuk dan makna pada penamaan selametan masyarakat jawa. Data penelitian diperoleh menggunakan tekhnik simak libat cakap. Metode analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Metode analisis data melalui transkipsi data dan klasifikasi data. Analisis data menggunakan teori morfologi dan semantik. Bentuk analisis data berupa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan penamaan selametan pada masyarakat jawa yang terdiri dari 19 selametan yang terdiri dari masa prakelahiran sampai kematian. Kemudian penamaan selametan tersebut dianalisis bentuknya menggunakan teori morfologi dan dianalisis maknanya menggunakan teori semantik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bentuk, penamaan selametan masyarakat jawa banyak dibentuk dari bilangan pada masa prakelahiran dan kematian, sedangkan pada masa kehidupan dibentuk dari kegiatan yang akan dilakukan. Sedangkan secara makna, penamaan tersebut memiliki makna leksikal dan referensial.  


Author(s):  
Mai Yuliastri Simarmata ◽  
Rini Agustina

Abstract: This study is the development of teaching materials based on language character education to improve the politeness of speech acts in students of the Indonesian Language and Literature Education Study Program IKIP PGRI Pontianak. Development of integrated language teaching material in pragmatic subjects. In general, this study aims to develop teaching materials related to character education speaking in the Malay speech politeness in the Indonesian Language and Literature Education Study Program IKIP PGRI Pontianak students. The results obtained in this study that teaching materials used by researchers are feasible to use with a percentage of 78.94% and the results of the hypothesis there are differences between the results of students' speech politeness before and after applying teaching materials based on character education. This can be seen the average value of students at the pretest of 63.43 and the pottest of 71.72. Then it can be concluded that teaching materials based on character education are very suitable and feasible to be used as students of Indonesian Language and Literature Education study programs.Abstrak: Penelitian ini merupakan pengembangan bahan ajar berbasis pendidikan karakter bahasa untuk meningkatkan kesopanan tindak tutur pada siswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak. Pengembangan materi pengajaran bahasa terintegrasi dalam mata kuliah pragmatik. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar yang berkaitan dengan pendidikan karakter berbicara dalam kesantunan tindak tutur bahasa Melayu di lingkungan mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia IKIP  PGRI Pontianak. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa bahan ajar yang digunakan oleh peneliti layak digunakan dengan presentase sebesar 78,94% dan hasil hipotesis terdapat perbedaan antara hasil kesantunan berbicara mahasiswa sebelum dan sesudah menerapkan bahan ajar berbasis pendidikan karakter. Hal ini dapat dilihat nilai rata-rata mahasiswa pada pretest sbesar 63,43 dan pottest sebesar 71,72. Maka dapat disimpulkan bahan ajar berbasis pendidikan karakter berbahasa ini sangat cocok dan layak untuk digunakan bagai mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 


Author(s):  
Indah Ita Utami

Abstract: This study aims to explain the expressive speech acts in humor political memes 2019 on internet media. The research data in this study are 13 humorous political memes 2019 on internet media. This study uses a type of qualitative research. Data was collected by referring techniques and analyzed by interactive models. The results of the study indicate that the expressive forms of speech contained in the humorous political memes of 2019 on the internet media consist of expressive praise, expressive complaining, expressive speech feelings that express anger, pleasure, fear and sadness.Abstrak: Penelitian ini bertujuan unutk menjelaskan tentang tindak tutur ekspresif dalam humor meme politik 2019 di media internet. Data penelitian dalam penelitian ini adalah 13 humor meme politik 2019 di media internet. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik simak dan dianalisis dengan model interaktifHasil penelitian menunjukkan jika bentuk tuturan ekspresif yang terdapat dalam humor meme politik 2019 di media internet terdiri dari tuturan ekspresif memuji, tuturan ekspresif mengeluh, tuturan ekspresif perasaan yang menyatakan marah, senang, tidak takut, dan sedih.  


Author(s):  
Dian Uswatun Hasanah ◽  
Dwi Kurniasih ◽  
Tiya Agustina

Abstract: This study aims to explain the application of reading skills teaching materials to BIPA students at IAIN Surakarta. In addition, this study will also explain the analysis of the needs of teaching materials for foreign student reading skills at IAIN Surakarta. The method used in this study is descriptive qualitative, which is a method that tries to describe the object in a real and real way. Data collection techniques were carried out by observation and distributing questionnaires to parties involved in learning reading skills at the BIPA IAIN Surakarta institute. The results of this study indicate that learning Indonesian for foreign speakers at IAIN Surakarta applies teaching material from the Center for Strategic and Diplomacy Development (PPSDK) namely Indonesian Friends, and still retains its Islamic characteristics by providing Islamic values to foreign students. Analysis of teaching material requirements on reading skills at BIPA IAIN Basic level Surakata are classified as follows, age, national origin, final education, prospective profession, language mastered, ability to speak Indonesian. In addition, the analysis of teaching material needs on reading skills includes several aspects, namely, aspects of material content, presentation aspects, and language aspects.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplanasikan penerapan bahan ajar keterampilan membaca pada mahasiswa BIPA di IAIN Surakarta. Selain itu, penelitian ini juga akan menjelaskan analisis kebutuhan bahan ajar keterampilan membaca mahasiswa Asing di IAIN Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni metode yang mencoba menjelaskan objek secara nyata dan apa adanya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menyebarkan angket kepada pihak yang terlibat dalam pembelajaran keterampilan membaca di lembaga BIPA IAIN Surakarta. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur Asing di IAIN Surakarta menerapkan bahan ajar dari Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) yakni Sahabatku Indonesia, dan tetap mempertahankan ciri khas keislamannya dengan memberikan nilai-nilai keislaman kepada mahasiswa Asing. Analisis kebutuhan bahan ajar pada keterampilan membaca di BIPA IAIN Surakata tingkat dasar diklasifikasikan sebagai berikut, usia, asal negara, pendidikan terakhir, calon profesi, bahasa yang dikuasai, kemampuan berbahasa Indonesia. Selain itu analisis kebutuhan bahan ajar pada keterampilan membaca meliputi beberapa aspek yaitu, aspek isi materi, aspek penyajian, dan aspek bahasa. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document