FASTABIQ : JURNAL STUDI ISLAM
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

15
(FIVE YEARS 15)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Fastabiq : Jurnal Studi Islam Fakultas Ilmu Keislaman Muhamadiyah Bandung

2723-0228

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 45-61
Author(s):  
Muhammad Himmatur Riza

The Covid-19 pandemic has plagued all over the world. Many aspects of the social order have changed including da'wah activities. The development and existence of technology and restrictions on various religious activities during the Covid-19 pandemic are challenges and opportunities in da'wah activities. Research conducted is literature research that is by collecting data from various sources of references that already exist. The result of this research indicates that the speaker is required to have mastery in the field of technology and continuously to upgrade soft skills to preach in this era. The method that must be modern and practical dawah material becomes a bargaining value that is in demand by the community. This provides an opportunity for dai to document all forms of activities that are da'wah and can also publish muslims and the dynamics of their developing lives. Dai's role must be able to adapt and compete with the globalization of information technology that is already rapidly evolving and liberally controlled by the west, so as to build a new civilization of the face of Islam in the Islamic preaching activities.Keywords: Digitization of Da'wah, Covid-19 Pandemic, Islamic Civilization.Abstrak Pandemi Covid-19 telah mewabah dunia. Banyak aspek tatanan kehidupan sosial mengalami perubahan termasuk dalam kegiatan dakwah. Adanya perkembangan dan keberadaan teknologi serta pembatasan berbagai kegiatan keagamaan di masa pandemi Covid-19 menjadi tantangan dan peluang dalam kegiatan dakwah. Penelitian ini dilakukan dengan berbasis data kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber referensi yang sudah ada. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dai atau penceramah dituntut untuk memiliki penguasaan dibidang teknologi dan terus menerus untuk mengupgrade soft skill guna mampu berdakwah di era sekarang ini. Metode yang harus dimodernisasi dan materi dakwah yang praktis menjadi nilai tawar yang diminati oleh masyarakat. Hal ini memberikan peluang bagi para dai untuk mendokumentasikan segala bentuk kegiatan yang bersifat dakwah dan juga dapat mempublikasikan umat islam beserta dinamika kehidupannya yang sedang berkembang. Peran dai harus mampu beradaptasi dan bersaing dengan globalisasi teknologi informasi yang dikuasai yang sudah secara pesat berkembang dan dikuasai secara liberal oleh barat, sehingga mampu membangun peradaban baru wajah Islam dalam berdakwah.Kata kunci: Digitalisasi Dakwah, Pandemi Covid-19, Peradaban Islam.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 14-29
Author(s):  
Giantomi Muhammad

The current pandemic condition means that the learning process is carried out using a remote system. Children learn from home and are guided by their parents, the educational process must not stop even though it is a pandemic. With this, the role of parents at this time is prioritized especially in implementing character education for children during the distance learning period and parents are required to play their current role during the pandemic in implementing character education at home. This research is in the form of qualitative with the literature study method in finding related data and a descriptive-analytic process is carried out. The results of this study suggest three roles of parents in implementing character education, namely the role of parents as educators, motivators for their children, and providing strong role models. This needs to be done with strong intentions and a frequent habituation process.Keywords: Role, Parents, Education, CharacterAbstrakKondisi pandemi saat ini menjadikan proses pembelajaran dilakukan dengan sistem jarak jauh. Anak belajar dari rumah dan dibimbing oleh orang tuanya, proses pendidikan tidak boleh berhenti meskipun sedang masa pandemi. Dengan hal tersebut peran orang tua pada masa ini sangat diprioritaskan khusnya dalam mengimplementasikan pendidikan karakter kepada anak pada masa pembelajaran jarak jauh dan orang tua dituntut perannya saat ini dikala pandemi dalam pengimplementasian pendidikan karakter di rumah. Penelitian ini berbentuk kualitatif dengan metode studi pustaka dalam menemukan data-data terkait dan dilakukan proses deskriptif analitik. Hasil pada penelitian ini mengemukakan tiga peran orang tua dalam mengimplementasikan pendidikan karakter yakni peran orang tua sebagai pendidik, motivator bagi anaknya dan memberikan keteladan yang kuat. Hal tersebut perlu dilakukan dengan niatan yang kuat dan proses pembiasaan yang sering dilakukan.Kata Kunci: Peran, Orang Tua, Pendidikan, Karakter


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 30-44
Author(s):  
Ima Frima Fatimah ◽  
Uus Ruswandi ◽  
Eri Herdiana

This article aims to analyze the basic concepts of multicultural education from an Islamic perspective. Multicultural education is an understanding of differences, tolerance, mutual respect among human beings. Islam as religion that applies to all mankind troughtout his life and the al quran as a guide for muslims contains multicultural values. The importance of multicultural education is expected to be a solution to the reality heterogeneity of religion, language, and culture. The research method used in this research is to use a qualitatif aprroach library research, by analyzing comprehensively the studies related to multicultural education in an Islamic perspektive. The result showed that Islam essentially teaches its folloers universal valuaes and flexibility in responding to the demands of growing era. Al quran teaches people to appreciate and respect equality of rights, religion, language, and culture so that there is a harmonious relationship, the growth of love among humans, because that is actually an important goal of multicultural education. Keywords: Education, Multicultural, and Islam.AbstrakArtikel ini bertujuan untuk menganalisis konsep dasar pendidikan multikultural dalam perspektif Islam. Pendidikan multikultural merupakan pemahaman akan perbedaan, toleransi, rasa saling menghargai dan menghormati antar sesama manusia.  Islam sebagai agama yang berlaku untuk seluruh umat manusia sepanjang hidupnya dan Al Quran sebagai pedoman umat Islam di dalamnya terkandung nilai-nilai multikultural. Pentingnya pendidikan mulrikultural diharapkan menjadi solusi akan realitas masyarakat yang beragam dan berbudaya sebagai sebuah proses pengembangan potensi yang dapat menghargai pluralitas dan heterogenitas agama, bahasa dan budaya. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif studi pustaka, dengan menganalisis secara komprehensif kajian yang terkait dengan pendidikan multikultural dalam perspektif Islam. Hasil penelitian menunjukkan pendidikan multikultural dalam persepktif Islam secara esensial mengajarkan kepada manusia untuk bersikap egaliter, meskipun berbeda. Mampu membangun kepercayaan dengan pribadi yang berbeda suku, agama, bangsa, bahasa, dan lain-lain. Kemudian muncul perilaku saling menghargai satu sama lain, sebagai upaya untuk menghindari konflik dan pada gilirannya agar hidup berdampingan dengan saling peduli agar tercipta perdamaian di dunia.Keywords: Pendidikan, Multikultural, dan Islam.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-13
Author(s):  
Yudha Andana Prawira

This research is based on the need to improve the proficiency and performance of the Madrasah Principles. The participants of the main Madrasah training already have their respective competencies. A strategy for adult education is therefore needed to promote higher competence. One form of training is known as participatory training. The data obtained were then analyzed using a quantitative approach so that some results could be reported, the results of the training which, in addition to the competence of the head of the madrasah, also included a tendency towards positive results as a result of the participatory training found other things that could improve the performance of this madrasah school principal influenced by work experience and educational background factors. Other results suggest that the proficiency of madrasah school principals who are in the moderate madrasa class category may be different from the proficiency and performance of madrasah principals who are in the high madrasa category due to their different educational backgrounds -Class lie, exceeds. These are the results of this analysis as an application of the participatory training model in the training of Madrasah school leaders.Keywords: Madrasah Principles, competency; participative trainingAbstrak Penelitian ini didasari atas perlunya peningkatan kompetensi dan kinerja kepala madrash. Peserta pelatihan kepala madrasah telah memiliki kompetensi masing-masing, karena itu, untuk mendorong kompetensi yang lebih tinggi dibutuhkan strategi pelatihan orang dewasa. Salah satu bentuk pelatihannya dikenal dengan sebutan pelatihan partisipatif. Data yang didapatkan selanjutnya dianalisis dengan pendekatan kuantitatif, maka dapat dikemukakan beberapa hasil, temuan hasil pelatihan yang antara lain bahwa selain kompetensi kepala madrasah yang menunjukkan kecenderungan hasil positif sebagai akibat pelatihan partisipaitf, juga ditemukan beberapa hal lain yang bisa meningkatkan kinerja kepala madrasah ini  yang dipengaruhi oleh faktor pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan.  Temuan lainnya  menunjukkan bahwa bisa terjadi kompetensi kepala madrasah yang berada pada kategori madrasah sedang melebihi kompetensi dan kinerja daripada kepala madrasah yang berada pada kategori madrasah tinggi yang disebabkan berbeda latar belakang pendidikan. Demikian temuan dan hasil analisis ini, sebagai dampak dari sebuah aplikasi atas model pelatihan partisipatif dalam pelatihan kepala madrasah pelatihan. Kata Kunci: kepala madrasah; kompeten; pelatihan partisipatif


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 62-74
Author(s):  
Suyuti Dahlan Rifa'i ◽  
Hijriatu Sakinah

The development of information technology not only covers social, political and cultural but also affects the economy. One that is being widely discussed is Fintech. This article aims to analyze fintech on PT. iGrow Resources Indonesia towards fatwa DSN number 117 / DSN-MUI / II / 2018 about information technology-based financing services based on sharia principles. This research is a library research using a descriptive analysis approach. PT. iGrow is not directly participate in the lending and borrowing process but provides a digital technology-based platform to facilitate the lending-borrowing process. The development of technology and information, especially Peer to Peer (P2P) Lending, has made innovation in fintech-based financial services more practical and modern. The concept of adapting to technological developments combined with the financial sector by iGrow which was development step that is very aware of the needs of fintech for the business world. Regarding the extent to which the Islamic principles applied in PT. iGrow, can be seen in the discussion of the agreement. It is concluded that the standard contract is not in accordance with sharia principles based on the DSN fatwa number 117 / DSN-MUI / II / 2018 concerning information technology-based financing services based on sharia principles.Keywords: Contract, Fintech, iGrow, Sharia,  AbstrakPerkembangan teknologi informasi tidak hanya mencakup kehidupan sosial, politik, dan budaya tetapi juga berpengaruh terhadap perekonomian. Salah satu yang sedang ramai diperbincangkan adalah Fintech. Artikel ini bertujuan untuk menganalisa fintech di PT. iGrow Resources Indonesia berdasarkan fatwa DSN nomor 117/DSN-MUI/II/2018 tentang layanan pembiyaan berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis. PT. iGrow tidak turun langsung dalam proses pinjam meminjam tetapi  menyediakan platform berbasis teknologi digital dalam memfasilitasi proses pinjam-meminjam. Perkembangan teknologi dan informasi khususnya Peer to Peer (P2P) Lending telah menciptakan inovasi  layanan keuangan berbasis fintech menjadi semakin praktis dan modern. Konsep adaptasi perkembangan teknologi yang dipadukan dengan bidang financial oleh iGrow merupakan langkah pengembangan bisnis yang sangat menyadari kebutuhan fintech bagi dunia bisnis. Terkait sejauh mana prinsip syariah yang diterapkan dalam PT. iGrow, dapat dilihat pada pembahasan akad dalam kontrak. Disimpulkan bahwa kontrak baku belum sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan fatwa DSN nomor 117/DSN-MUI/II/2018 tentang layanan pembiyaan berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah. Kata Kunci: Fintech, iGrow, Kontrak, Syariah


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 120-131
Author(s):  
Indra Budi Jaya

Islam as a religion wants its people to always maintain a balance between religiosity (al din) and worldly problems (al dunya). The relationship between the two describes something that is separate but inseparable (harmony). However, for modern society, this condition often creates contradictions, this condition was seen at the time of the Covid 19 pandemic. The implementation of Large-Scale Social Restrictions by the government in an effort to overcome the spread of the impact of Covid 19 to the community by limiting activities in mosques and allowing activities in the market to continue in fact responded by the community differently. The methodology used is qualitative by using social policy analysis. This paper tries to examine social policies towards the application of large-scale social restrictions on mosques and markets. In this paper, the sociology of law theory is used, namely Law is a social engineering tool which emphasizes that law becomes the commander who must bring change to society. The results obtained in the research are that the community responds to the large-scale social restriction policy differently, where the purpose of the policy is for the community to be expected to make changes by complying with the rules that have been set by the government, the conditions for rejection and various responses are caused by disharmony between implementation of policies with public awareness of the law.Keyword : Policy, large-Scale Restrictions and the sociology of law. AbstrakIslam sebagai agama mengkhendaki umatnya agar senantiasa menjaga keseimbangan antara religiusitas (al din) dan masalah keduniaan (al dunia). Hubungan keduanya menggambarkan sesuatu yang terpisah namun tidak bisa dipisahkan (harmoni). Namun bagi masyarakat modern kondisi tersebut seringkali justru menimbulkan pertentangan, kondisi tersebut nampak pada saat terjadinya pandemi Covid 19. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar oleh pemerintah dalam upaya penanggulangan penyebaran dampak Covid 19 kepada masyarakat dengan membatasi aktivitas di masjid dan membiarkan kegiatan di pasar tetap berjalan nyatanya direspon oleh masyarakat secara berbeda. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan analisis kebijakan sosial, Tulisan ini mencoba menelaah kebijakan sosial terhadap penerapan pembatasan sosial berskala besar terhadap masjid dan pasar. Dalam penulisan ini dipergunakan teori sosiologi hukum yaitu Law is a tool social engineering yang menegaskan bahwa hukum menjadi panglima yang harus membawa perubahan terhadap masyarakat. Hasil yang diperoleh dalam penelitian adalah Masyarakat merespon kebijakan pembatasan sosial berskala besar tersebut secara berbeda, dimana tujuan kebijakan tersebut adalah untuk masyarakat diharapkan dapat melakukan perubahan dengan mematuhi aturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah, kondisi penolakan dan respon beragam tersebut di sebabkan oleh ketidak harmonisannya antara penerapan kebijakan dengan kesadaran masyarakat terhadap hukum.Kata Kunci : Kebijakan,  Pembatasan Sosial Berskala Besar dan Sosiologi Hukum


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 98-119
Author(s):  
Molly Mustikasari ◽  
Yudi Haryadi ◽  
Dadang Mulyana

Poverty is still a problem in all countries, including Indonesia. Various efforts have been made by the government to minimize the amount of poverty from various aspects. In fact, various efforts have been made by a number of ministries, not only the Ministry of Social Affairs. All of them have the same goal, namely reducing poverty. This study aims to produce a zakat management prototype that suits the needs of mustahiq and to produce mustahiq who have entrepreneurial mentality, so that they can become independent mustahiq and become muzakki. The method used in this research is qualitative research methods, the data produced is descriptive data obtained from various kinds of literature related to the research theme. The results of the study obtained a zakat management prototype that is synergized between institutions in empowering mustahiq through MSMEs. Integrative and comprehensive steps in the application of the prototype include screening, training, business assistance and monitoring. The four aspects are carried out sequentially and continuously and in the corridor of synergy between BAZNAS and the Director General of PAUDNI and DIKMAS. By not ignoring basic needs and business capital needs, the output generated from the zakat management prototype can make a mustahiq who can be empowered through MSMEs. Keywords: Mustahiq, Muzakki, Life Skills Education, MSMEs, Zakat Abstrak Kemiskinan masih merupakan problem di seluruh negara, termasuk  di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meminimalisasi jumlah kemiskinan tersebut dari berbagai aspek. Bahkan berbagai upaya dilakukan oleh sejumlah kementrian, tidak hanya Kementrian Sosial. Semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu mereduksi angka kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk  menghasilkan sebuah prototype pengelolaan zakat yang sesuai dengan kebutuhan mustahiq serta menghasilkan mustahiq yang  memiliki mental berwirausaha, sehingga mampu menjadi mustahiq yang mandiri dan menjadi muzakki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, data yang dihasilkan merupakan  data deskriptif yang diperoleh  dari berbagai macam  literatur yang berkaitan  dengan tema penelitian. Hasil kajian diperoleh sebuah  prototype pengelolaan zakat yang bersinergi inter institusi dalam pemberdayaan  mustahiq  melalui UMKM. Langkah-langkah yang integratif dan komprehensif dalam aplikasi prototype tersebut yakni dengan melakukan screening, training, business assistance dan monitoring. Keempat aspek itu dilakukan secara berurutan dan berkelanjutan serta dalam koridor sinergitas antara BAZNAS dan Dirjen PAUDNI dan DIKMAS. Dengan tidak mengabaikan kebutuhan pokok dan kebutuhan modal usaha, output  yang dihasilkan dari prototype pengelolaan zakat tersebut dapat menjadikan seorang mustahiq yang dapat diberdayakan melalui UMKM. Kata kunci: Mustahiq, Muzakki, Pendidikan Kecakapan Hidup, UMKM, Zakat


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 132-144
Author(s):  
Silmi Kapatan

This research is motivated by the dynamics that occur in policy changes and the implementation of religious education MKWU lectures that are not taken seriously. This study focuses on the study of the substance of the general compulsory religious education subject within the framework of general education. The method used is literature study. The results of this study indicate that the substance of the general compulsory subject of religious education within the framework of general education at the conceptual level must be religious education, not only as a transfer of knowledge about religious teachings, namely education that does not only touch cognitive aspects, but education that can penetrate the hearts and inner consciousness of students.Keywords: Substansi; Mata Kuliah Wajib Umum; Pendidikan Agama; General Education Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya dinamika yang terjadi dalam perubahan kebijakan dan penyelenggaraan perkuliahan MKWU pendidikan agama yang kurang ditangani secara serius. Penelitian ini berfokus pada kajian substansi mata kuliah wajib umum pendidikan agama dalam kerangka general education. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa substansi mata kuliah wajib umum pendidikan agama dalam kerangka general education pada tataran konseptual haruslah merupakan pendidikan yang religius, tidak hanya sebatas pengalihan pengetahuan (transfer knowledge) tentang ajaran-ajaran agama, yaitu pendidikan yang tidak sekedar menyentuh aspek kognitif, tetapi pendidikan yang dapat menembus hati dan kesadaran batin mahasiswa.Kata Kunci: Substansi; Mata Kuliah Wajib Umum; Pendidikan Agama; General Education


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 157-176
Author(s):  
Isya Siti Aisyatul Mahmudah Badruzaman ◽  
Sopaat Rahmat Slamet

Early Childhood Education has grown in our society. But on the other hand, the problem of violence against children (KDRT), including early childhood, is still an important issue in this country. This is because parents' understanding of the meaning of education as a whole, let alone exemplified by the Prophet, is apparently still uneven. Even though the principles of early childhood education in the prophet's perspective already exist and can be role models. So, the objectives of this study are (1) to arouse awareness of parents to imitate the Prophet in early education for children, (2) to find a character education development strategy in early childhood education by involving parents This research method uses a qualitative research approach with text analysis (discourse), an objective hermeneutic approach to verses and hadiths as well as sources of information. The theory used in this study is the concept of AUD and combines the basic principles of verses from the Qur'an and Hadith and narrations. . The results of this study indicate that (1) at least 10 points of early childhood education have been exemplified by the Prophet in various aspects of children's life, in worship practices, and morals (2) strategies for developing early childhood education with the perspective of the Prophet's da'wah can be done by: strengthening communication parents with teachers, strengthening parent human resources with parenting study material, and strengthening the relationship between parents and teachers through family gathering activities.Keywords: da'wah, domestic violence, early childhood education, education, early childhood, Abstrak  Pendidikan Anak Usia Dini sudah tumbuh di masyarakat kita. Tetapi pada sisi lain problem kekerasan terhadap anak-anak (KDRT), termasuk anak usia dini masih menjadi persoalan penting di negeri ini. Hal ini karena pemahaman orangtua terhadap makna pendidikan secara utuh apalagi diteladankan Nabi saw tampaknya masih belum merata. Padahal prinsip pendidikan anak usia dini dalam perspektif nabi sudah ada dan bisa jadi teladan. Maka, tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menggugah kesadaran orangtua untuk meneladani Nabi saw dalam pendidikan sejak dini bagi anak-anak, (2) menemukan strategi pengembangan pendidikan karakter pada anak PAUD dengan melibatkan orangtua murid. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan riset kualitatif dengan analisys text (wacana) pendekatan metode hermeneutic obyektif atasayat-ayat dan hadis serta sumber informasi.Teori yang digunakan dalam penelitian ini konsep AUD dan menggabungkan dengan prinsip dasar ayat Al-Qur’an dan Hadits serta riwayat. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa (1) setidaknya ada 10 poin pendidikan anak sejak dini telah dicontohkan Nabi saw dalam berbagai aspek kehidupan anak, dalam praktek ibadah, dan akhlak (2) strategi pengembangan PAUD dengan perspektif dakwah nabi saw bisa dilakukan dengan cara: penguatan komunikasi orangtua dengan guru, penguatan SDM orangtua dengan materi kajian parenting, dan penguatan silaturahmi orangtua dengan guru melalui kegiatan Family gathering.Kata kunci: dakwah, KDRT, PAUD, pendidikan, usia dini


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 145-156
Author(s):  
Ni'mawati Ni'mawati ◽  
Fitri Handayani ◽  
Aan Hasanah

Character education is important to be developed continuously. Schools as formal educational institutions are the printers to create an ideal nation. The teacher has a very strategic position in building the character of students. In order for the management of character education in schools to be optimal, effective, and efficient, effective and efficient management activities are needed as well. Character education is very important for students. Therefore, even though currently during the Covid-19 pandemic, character education must still be conveyed to students. The purpose of this study was to analyze the character education management model in schools during the pandemic. This research uses descriptive analysis method with a qualitative approach and library data sources. The results of this study are that the character education management model in schools during the pandemic can be implemented by: First, collaboration between schools and parents of students must be continuously established, increased in intensity and quality. Both the use of information and communication technology (ICT) are both used for learning based on character, and can be used as well as possible to develop the students' skills. The third Problem Based Learning (PBL) builds a sense of responsibility and makes students not easily bored in online learning because it builds motivation in overcoming existing problems.Keywords: Pandemic, character education, management. AbstrakPendidikan karakter di sekolah penting untuk dikembangkan secara terus-menerus. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan pencetak generasi bangsa yang ideal. Guru memiliki posisi yang sangat strategis dalam membangun karakter peserta didik. Agar pengelolaan pendidikan karakter di sekolah dapat optimal, efektif, dan efisien, maka diperlukan kegiatan manajemen yang efektif dan efisien pula. Pendidikan karakter sangat penting bagi peserta didik. Oleh karena itu meskipun sekarang ini dalam masa pandemi Covid-19 pendidikan karakter tetap harus tersampaikan ke peserta didik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk  menganalisis model pengelolaan pendidikan karakter di sekolah pada masa pandemi. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan  sumber data kepustakaan. Hasil penelitian ini adalah bahwa  model pengelolaan pendidikan karakter di sekolah pada masa pandemi dapat dilaksanakan dengan cara: Pertama kolaborasi antara sekolah dengan orang tua siswa harus terus-menerus dijalin, dipererat, dan ditingkatkan intensitas dan kualitasnya. Kedua pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ѕеbаgаі ѕаrаnа untuk pembelajaran nіlі-nіlаі dаѕаr реndіdіkаn karakter, dаn dараt dіmаnfааtkаn sebaik-baiknya untuk mengembangkan krеаtіvіtаѕ peserta didik. Ketiga Problem Based Learning (PBL) membangun rasa tanggung jawabdan menjadikan siswa tidak mudah jenuh dalam belajar online karena terbangun motivasi dalam memperoleh pemecahan masalah yang dihadapi. Keywords: Pandemi, pendidikan karakter, pengelolaan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document