<p>ABSTRAK</p><p>Penggunaan genotipe berumur genjah di daerah pengembangankapas yang mempunyai musim hujan pendek dapat dilakukan karenagenotipe genjah dapat lolos dari kekeringan yang terjadi pada akhirmusim. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Pasirian,Lumajang dan di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, pada bulan Februarisampai dengan September 2008. Tujuan penelitian ini adalah untukmendapatkan genotipe kapas berumur genjah berdaya hasil tinggi sehinggadapat digunakan sebagai kultivar komersial atau sebagai tetua di dalamperakitan kultivar baru. Sebagai perlakuan digunakan 40 genotipe kapashasil introduksi termasuk KI. 243 TAMCOT SP-37 yang digunakansebagai pembanding umur genjah dan KI. 28 SK 32 sebagai pembandingumur dalam. Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK)dengan dua ulangan. Setiap genotipe ditanam dalam petakan berukuran 3 x10 m 2 dengan jarak tanam 100 cm x 25 cm satu tanaman per lubang.Pupuk yang diberikan yaitu ZA, urea, SP-36, dan KCl masing-masingdengan dosis 100 kg/ha. Pemeliharaan tanaman disesuaikan dengankebutuhan tanaman. Jumlah hujan selama pertumbuhan tanaman diAsembagus sebesar 123 mm dalam 13 hari hujan (hh) dengan ditambahdua kali pengairan, sedangkan di Pasirian sebesar 411 mm dalam 34 hhtidak ada tambahan pengairan. Parameter yang diamati adalah: hasil kapasberbiji, hasil dan persentase panen pertama, umur tanaman, jumlah danbobot buah, skor kerusakan daun akibat serangan A. biguttula, jumlah buludaun, dan mutu serat. Hasil dari penelitian ini adalah delapan genotipeyang berumur genjah (umur 132-133 hari), persentase panen pertama >80%, dengan hasil kapas berbiji > 1900 kg/ha. Ke delapan genotipetersebut adalah KI 83 Var 731N x 1656-12-76-2, KI 95 Var 619-998 x541-2-3-77-2-2, KI 96 HG P-6-3, KI 97 Var 7042-5W-79N, KI 119 Var1073-16-6 x 491L-619-4-77, KI 122 NC-177-16-C2, KI 675 PSJ I dan KI243 TAMCOT SP 37. Mutu serat genotipe-genotipe terpilih memenuhisyarat untuk industri tekstil dalam negeri maupun untuk duniaperdagangan yaitu: kehalusan serat 4,0 – 4,9 mic (sedang), kekuatan serat29,0 - 31,7 g/tex. (rendah - sedang), panjang serat 1,19 - 1,42 inci atau30,2 – 36,0 mm (panjang - sangat panjang), kerataan serat 85,4 - 87,2%,dan mulur serat 5,2 - 6,1%. Genotipe KI 83 Var 731N x 1656-12-76-2,KI 95 Var 619-998 x 541-2-3-77-2-2, dan KI 675 PSJ I memiliki rata-rata produktivitas kapas berbiji paling tinggi yaitu sebesar 2.419, 2.470,dan 2.503 kg/ha. Semua genotipe terpilih rentan terhadap Amrascabiguttula.</p><p>Kata kunci : Gossypium sp., umur genjah, produksi tinggi, mutu serat,Amrasca biguttula</p><p>ABSTRACT</p><p>Screening of Early Maturing High Yielding Cotton(Gossypium sp.) Genotypes</p><p>Early maturing genotypes can be grown in cotton cultivation areawith short rainy season due to escaping from drought in a late season. Theresearch was conducted in Pasirian Lumajang and in AsembagusSitubondo Experimental Stations, East Java, from February to September2008. Objective of the study was to find out high yielding early maturingcotton genotypes which could be used as commercial varieties or as parentlines for engineering new varieties. As many as 40 introduced cottongenotypes were tested including KI 243 TAMCOT SP-37 and KI 28 SK32 used as control for early and late maturing genotypes. All genotypeswere arranged in a randomized block design with two replicates. Plot sizewas 3 x 10 m 2 with 100 cm x 25 cm plant spacing, one plant per hill.Fertilizer dosage were 100 kg ZA + 100 kg urea + 100 kg SP-36 + 100 kgKCl per hectare. During the growing period, the plants at Asembagus werewatered with 123 mm rain within 13 rainy days and two times extrairrigation. While in Pasirian, they were watered only with 411 rain within34 rainy days. Parameters observed were: Total seedcotton yield,seedcotton yield at first harvest, persentage of first harvest, maturity date,bolls count, bolls weight, score of leaf damage caused by A. biguttula, leafhair density, and cotton fiber quality. From the experiment there had beenselected eight early maturing (at 132-133 days) genotypes, with firstpicking percentage more than 80%, and productivity more than 1900 kgscottonseed per hectare. The selected genotypes were KI 83 Var 731N x1656-12-76-2, KI 95 Var 619-998 x 541-2-3-77-2-2, KI 96 HG P-6-3,KI 97 Var 7042-5W-79N, KI 119 Var 1073-16-6 x 491L-619-4-77, KI122NC-177-16-C2, KI 675 PSJ I and KI 243 TAMCOT SP 37. Cotton fiberquality of those genotypes suitable for domestic textile industries as wellas for bussiness, i.e: micronair 4.0 – 4.9 mic (average), fiber strength29.0 – 31.7 g/tex. (low – average), fiber length 1.19 – 1.42 inch or 30.2 –36.80 mm (long – very long), uniformity 85.4 – 87.2%, and elongation5.2 – 6.1. Averaged seed cotton productivities of KI 83 Var 731N x 1656-12-76-2, KI 95 Var 619-998 x 541-2-3-77-2-2 and KI 675 PSJ Igenotypes were around 2419, 2470, dan 2503 kg/ha, respectively. All theselected genotypes were susceptible to Amrasca biguttula.</p><p>Key words : Gossypium sp., early maturing, high yielding, fiber quality,Amrasca biguttula</p>