Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

165
(FIVE YEARS 165)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Tarumanagara

2621-0398, 2620-7710

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Rasji Rasji

Village government is the lowest level of government in the Government of the Republic of Indonesia. Its existence is very strategic for the implementation of programs of the central government, local government, and the wishes of the village community, so that the village government can help create a balance between the goals desired by the state and those desired by the people, namely the welfare of the people. For this reason, the role of village government officials is important to achieve the success of implementing village government tasks. In fact, there are still many village government officials who have not been able to carry out their duties and authorities properly and correctly. How are efforts to strengthen the role of village government officials so that they are able to carry out their duties and authority properly and correctly? One effort that can be done is to provide technical guidance to village government officials regarding village governance, the duties and authorities of village government officials, as well as the preparation of village regulations. Through this activity, it is hoped that the role of the village government apparatus in carrying out their duties and authorities will be strong, so that their duties and authorities can be carried out properly and correctlyABSTRAK;Pemerintahan desa adalah tingkat pemerintahan terendah di dalam Pemerintahan Negara Republik Indonesia. Keberadaannya sangat strategis bagi penerapan program pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan keinginan masyarakat desa, sehingga pemerintah desa dapat membantu terciptanya keseimbangan tujuan yang diinginkan oleh negara dan yang diinginkan oleh rakyat yaitu kesejahteraan rakyat. Untuk itu peran aparatur pemerintahan desa menjadi penting untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintahan desa. Pada kenyataannya masih banyak aparatur pemerintahan desa yang belum dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan baik dan benar. Bagaimana upaya menguatkan peran aparatur pemerintahan desa, agar mampu menjalankan tugas dan wewenangnya secara baik dan benar? Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan bimbingan teknis kepada aparatur pemerintahan desa mengenai pemerintahan desa, tugas dan wewenang aparatur pemerintah desa, maupun penyusunan peraturan desa. Melalui kegiatan ini diharapkan peran aparatur pemerintahan desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya menjadi kuat, sehingga tugas dan wewenangnya dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Mareta Dea Rosaline ◽  
Santi Herlina

Tuberculosis control in Indonesia is still not optimal. The problem of MDR TB (Multidrug-Resistant Tuberculosis) is an obstacle to controlling TB in Indonesia. MDR TB is caused by no response from TB germs to treatment isoniazid and rifampicin, anti-tuberculosis drugs. TB incidence rate in Serang district ranks second in Banten Province after Tangerang. The number of pulmonary TB cases is due to the lack of public knowledge and awareness about pulmonary TB disease. To reduce the adverse effects of MDR TB requires the involvement of cadres or family members who controlling drug ingestion (PMO). The form of activities carried out through the formation of cadres to care for TB through the KAMI-PMO TB (Education and Assistance for TB Medication Supervisors) in Desa Baros, Kabupaten Serang. The purpose is to increase the commitment, ability, and knowledge of cadres as coordinator of PMO (Drug Swallow Supervisor) to control MDR TB. The method of implementing activities is counseling, demonstrations, and assistance to cadres. The media used were PPT, WE-PMO TB Booklet, and educational videos. The result of the training was an increase in the ability of cadres in providing PMO counseling by 87%. The Paired T-Test analysis results showed a p-value of 0.000, which means that the training conducted affected cadres' knowledge of PMO TB. In conclusion, education and assistance to cadres have a good influence in increasing knowledge and abilities. The expected result is TB care cadres can provide aid and become the coordinator of TB PMO (Drug Ingestion Supervisor).  ABSTRAK:Pengendalian Tuberculosi di Indonesia masih belum optimal.Permasalahan MDR TB (Multidrug Resistant Tuberculosis) merupakan hambatan pengendalian TB di Indonesia. MDR TB disebabkan tidak ada respon kuman TB terhadap pengobatan isoniazid dan rifampizin yang merupakan obat anti tuberculosis. Angka kejadian TB di kabupaten Serang menempati urutan kedua di Provinsi Banten setelah Tangerang, dan banyaknya kasus TB Paru dikarenakan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang penyakit TB Paru masih kurang. Untuk mengurangi dampak buruk MDR TB dibutuhkan keterlibatan peran serta kader peduli TB atau anggota keluarga yang berperan dalam pengawasan menelan obat (PMO). Bentuk kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan kader peduli TB  melalui KAMI-PMO TB (Edukasi dan Pendampinga Pengawas Menelan Obat TB) di Desa Baros Kabupaten Serang. Tujuan dari pengabdian masyarakat adalah meningkatkan komitmen, kemampuan dan pengetahuan kader sebagai koordinator PMO (Pengawas Menelan Obat) dalam upaya pengendalian MDR TB. Metode pelaksanaan kegiatan adalah penyuluhan, demontrasi, dan pendampingan kader. Media yang digunakan yaitu PPT, Booklet KAMI-PMO TB , dan video edukasi. Hasil dari kegiatan adalah meningkatnya kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan PMO cukup tinggi sebesar 87%. Hasil analisis uji Paired T- Test didapatkan nilai p value 0,000 yang artinya ada pengaruh pelatihan yang dilakukan terhadap pengetahuan kader tentang PMO TB. Kesimpulannya edukasi dan pendampingan kepada kader memiliki pengaruh yang baik  dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, sehingga hasil yang diharapkan kader peduli TB dapat melakukan pendampingan pada pasien TB dan menjadi koordinator PMO (Pengawas Menelan Obat) TB dalam upaya pengendalian MDR TB


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Thio Lie Sha ◽  
M Tony Nawawi Tony Nawawi ◽  
Rosmita Rasyid Rosmita Rasyid

In community service activities that have been carried out in Tangerang City, the aim of this activity is to conduct training in retail businesses in South Tangerang, in building relationships with customers. Providing knowledge on how to build good relationships with customers is expected to increase customer loyalty. This activity refers to the results of internal grant research from PKM team members on customer relationship management (CRM). For retail businesses, it is very important to build customer relationship management (CRM) in increasing and maintaining loyal customers. The partner that is used as a place of activity is engaged in retail trading in eight traditional markets in South Tangerang, and has been in business for 6 years. With preliminary observations made on partners, several problems faced by these partners were identified, including a). Lack of knowledge of partners in doing good relationships with customers. b) lack of knowledge of partners to analyze customer relationship management (CRM) programs in maintaining customers. Based on the analysis of partner problems, there is still weak knowledge of customer relationship management (CRM) so that partners have not been able to build relationships with customers. The method offered in this activity is training online retail business owners. The results of this activity indicate that the partners are very enthusiastic in listening to and discussing the CRM material delivered by the PKM TEAM. Thus the understanding of partners about CRM will be further improved. ABSTRAK:Pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan di Kota Tangerang, yang bertujuan untuk kegiatan ini adalah melakukan pelatihan pada usaha ritel di Tangerang Selatan, dalam membangun hubungan dengan pelanggan. Dengan pembekalan pengetahuan tentang cara membangun hubungan yang baik dengan pelanggan diharapkan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. Kegiatan ini mengacu dari hasil penelitian hibah internal dari anggota tim PKM tentang customer relationship managemen (CRM). Bagi usaha ritel sangat penting membangun customer relationship managemen ( CRM) dalam meningkatkan dan mempertahankan pelanggan yang setia. Mitra yang dijadikan tempat kegiatan adalah bergerak dalam bidang perdagangan eceran di pasar tradisional delapan Tangerang Selatan , dan sudah melakukan usaha selama 6 tahun. Dengan observasi awal yang dilakukan pada mitra teridentifikasi beberapa persoalan yang dihadapi mitra tersebut diantaranya a). Kurangnya pengetahuan mitra dalam melakukan hubungan yang baik dengan pelanggan. b) kurangnya pengetahuan mitra menganalisis program customer relationship managemen (CRM) dalam mempertahankan pelanggan. Berdasarkan analisis masalah mitra , masih lemahnya pengetahuan akan customer relationship managemen (CRM) sehingga mitra belum mampu membangun hubungan dengan pelanggan. Metode yang ditawarkan pada kegiatan ini adalah pelatihan kepada pemilik usaha ritel secara daring. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa mitra sangat antusias dalam mendengarkan dan berdiskusi tentang materi CRM yang disampaikan oleh TIM PKM. Dengan demikian pemahaman mitra tentang CRM akan lebih meningkat.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Terry Y.R. Pristya ◽  
Rizki Amalia

The use of disposable pads has an impact on health and the environment. Health problems that result from using disposable pads include infertility, immune problems, thyroid malfunction, and various types of cancer. Disposable sanitary napkins take 200 to 800 years to decompose in the soil. Besides, if discharged into the river/sea it can endanger the ecosystem and marine animals. The use of cloth pads is still not widely used. The purpose of this community service is to provide education to increase the knowledge of mothers about cloth sanitary napkins using leaflet media. The method used was counseling using colored leaflets. The activity was carried out around the Cipayung TPA to be precise at TPQ Nurul Yaqin on 25 August 2020, with 27 female participants who live in RW 7, Cipayung Village, Depok. Measurement of participant knowledge using a pretest and posttest with a total of 10 questions. The level of knowledge is categorized into three categories, namely good, sufficient, and insufficient knowledge to know a general description of the level of knowledge. Data analysis using the dependent T-test. The results of the analysis showed that most of the mothers after the counseling had a good level of knowledge (73.1%). Besides, the average knowledge of mothers also increased from 6.81 to 8.46. Educational activities using leaflet media can significantly increase the knowledge of mothers about cloth sanitary napkins. So that counseling using leaflet media is the right choice ABSTRAK:Penggunaan pembalut sekali pakai menimbulkan dampak bagi kesehatan maupun lingkungan. Masalah kesehatan yang diakibatkan dari penggunaan pembalut sekali pakai antara lain: infertil, masalah imun, malfungsi thyroid, serta berbagai jenis kanker. Sampah pembalut sekali pakai memerlukan waktu 200 hingga 800 tahun untuk dapat terurai dalam tanah. Selain itu, jika dibuang ke sungai/laut dapat membahayakan ekosistem dan hewan laut. Penggunaan pembalut kain masih belum banyak digunakan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang pembalut kain menggunakan media leaflet. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dengan media leaflet berwarna. Kegiatan dilakukan sekitar TPA Cipayung tepatnya di TPQ Nurul Yaqin pada tanggal 25 Agustus 2020 dengan peserta 27 ibu-ibu yang bertempat tinggal di RW 7 Kelurahan Cipayung Depok. Pengukuran pengetahuan peserta menggunakan pretest dan posttest dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 soal. Tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu pengetahuan baik, cukup, dan kurang untuk mengetahui gambaran secara umum tingkatan pengetahuan. Analisis data menggunakan uji T Dependen. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar ibu-ibu setelah dilakukan penyuluhan memiliki tingkat pengetahuan baik (73,1%). Selain itu, rata-rata pengetahuan ibu juga mengalami peningkatan dari 6,81 menjadi 8,46. Kegiatan pemberian edukasi menggunakan media leaflet secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang pembalut kain. Sehingga penyuluhan menggunakan media leaflet menjadi salah satu pilihan yang tepat.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Nur Hidayah Nur Hidayah ◽  
Thea Herawati Rahardjo Thea Rahardjo

The Community Service (PKM) activity aims to introduce environmentally friendly marketing to retail products found at Pondok Labu Market, South Jakarta. The partner that was chosen for this activity is the owner of the retail shop named ‘Bunda’, which sells fashion products. The owner has been in the business for a long time but does not have knowledge of environmentally friendly marketing strategies in modern traditional markets. Nowadays, the society is smarter and more considerate towards the environment, the high awareness about various environmental problems has led to a shift in consumer behavior, whereby consumer pose a different attitude towards green lifestyles .The methods offered in this activity include training in the form of socializing the importance of environmentally friendly marketing in operating a retail business. The activity also provides assistance to retail stores in environmentally friendly marketing activities to become a role model for other retail stores. The socialization was carried out online, among others, providing knowledge related to marketing strategies to be able to compete. Socialization related to government regulations regarding environmentally friendly packaging and social responsibility as a business actor. Assisting the business owner through the introduction of environmentally conscious packaging has also been done by discussing packaging materials, shapes and colors. Delivery of packaging via JNE (local courier service) to partners. The results show there has been an increase in partners' knowledge about environmentally friendly marketing. Partners have replaced plastic shopping bags with eco-friendly shopping bags, so the products sold have higher selling value than competitors.ABSTRAK:Kegiatan PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) bertujuan untuk pengenalan  pemasaran ramah lingkungan pada produk ritel yang terdapat di Pasar Pondok Labu Jakarta Selatan. Kegiatan ini dilakukan dengan melihat permasalahan yang terdapat di toko ritel. Mitra yang dipilih pada kegiatan ini adalah pemilik toko ritel Bunda yang menjual produk fashion yang sudah lama melakukan usaha namun belum memiliki pengetahuan tentang strategi pemasaran yang ramah lingkungan pada pasar tradisional yang sudah modern. Masyarakat semakin pintar dan peduli akan lingkungan, tingginya kesadaran tentang berbagai masalah lingkungan telah menyebabkan pergeseran tingkah laku konsumen, perubahan sikap konsumen terhadap gaya hidup hijau. Metode yang ditawarkan dalam kegiatan ini meliputi pelatihan dalam bentuk sosialisasi akan pentingnya pemasaran ramah lingkungan dalam menjalankan usaha ritel. Selain itu melakukan pendampingan pada toko ritel dalam kegiatan pemasaran ramah lingkungan untuk menjadi percontohan pada toko ritel lainnya. Sosialisasi pemasaran  gerakan ramah lingkungan telah dilakukan secara daring antara lain memberikan pengetahuan terkait strategi pemasaran untuk mampu bersaing. Sosialisasi terkait peraturan pemerintah mengenai kemasan yang ramah lingkungan dan juga tanggung jawab social sebagai pelaku bisnis. Pendampingan kemasan yang berorientasi ramah lingkungan telah dilakukan dengan mendiskusikan bahan, bentuk,dan warna kemasan. Pengiriman kemasan melalui JNE kepada mitra . Hasil kegiatan menunjukkan tejadinya peningkatan pengetahuan mitra tentang pemasaran ramah lingkungan, selain itu mitra telah  mengganti kantong plastik belanja dengan kantong tas belanja yang lebih ramah terhadap lingkungan, sehingga produk yang dijual memiliki nilai jual lebih dibandingkan pesaing


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Ibnu Roihan ◽  
Juan Karnadi ◽  
Arbi Riantono ◽  
Raldi Artono Koestoer

One of the 17 frameworks for the Sustainable Development Goals (SDGs) program is about healthy life and encouraging prosperity for all ages. The Indonesian government, within the framework of SDGs targeting NMR, can decrease to 12 deaths per 1000 births. The existence of an incubator as a premature baby warmer device is essential. But such health facilities in the area are still lacking. The Grashof Portable Home Inkubator, one of the innovations from Universitas Indonesia, was lent free of charge as one of the product-based community engagement activities from 2012 to the present. It was lent freely to the mother's baby's home from the lower-class community. The network of volunteer agents is at the forefront of implementing this activity in many locations in Indonesia. The volunteer agents replace the primary cost production of the incubator so the problem of funds can be overcome. Socialization and collaboration with all levels of society, both individuals and institutions, is carried out so that more premature babies can be helped. From 2012 until now, this activity has helped more than 3000 babies carried out by volunteer agents who already exist in 22 provinces spread over 103 locations. This activity has increased to community empowerment, which directs or indirectly helps government programs in reducing infant mortality. Public awareness to help others, especially poor people, can make life's welfare betterABSTRAK:Salah satu dari 17 kerangka kerja program Sustainable Development Goals (SDGs) adalah tentang kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Pemerintah Indonesia dalam kerangka SDGs menargetkan angka kematian bayi / neonatal (AKB/AKN) turun menjadi 12 kematian per 1000 kelahiran. Keberadaan inkubator sebagai alat penghangat bayi prematur sangatlah penting. Namun fasilitas kesehatan seperti itu di daerah tersebut masih kurang. Inkubator Grashof Portabel yang merupakan salah satu produk inovasi dari Universitas Indonesia ini dipinjamkan secara cuma-cuma sebagai salah satu kegiatan pengabdian masyarakat berbasis produk dari tahun 2012 hingga saat ini. Inkubator dipinjamkan secara gratis ke rumah orangtua bayi dari golongan pra-sejahtera. Jejaring relawan menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan kegiatan ini di banyak lokasi di Indonesia. Agen relawan mengganti biaya pokok produksi inkubator sehingga masalah dana bisa teratasi. Sosialisasi dan kerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat baik individu maupun institusi dilakukan agar lebih banyak bayi prematur yang dapat tertolong. Sejak tahun 2012 hingga saat ini kegiatan ini telah membantu lebih dari 3000 bayi yang dilaksanakan oleh agen relawan yang sudah ada di 22 provinsi yang tersebar di 103 lokasi. Kegiatan ini meningkat menjadi pemberdayaan masyarakat, yang secara langsung maupun tidak langsung membantu program pemerintah dalam menurunkan angka kematian bayi. Kesadaran masyarakat untuk membantu sesama, terutama masyarakat pra-sejahtera dapat meningkatkan kesejahteraan hidup lebih baik.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Indra Mawardi ◽  
Hanif Hanif ◽  
Jannifar Jennifar ◽  
Safaruddin Safaruddin

Gayo coffee is a superior regional product in the Central Aceh district. The production process of Gayo coffee is still done traditionally. In developing the quality and quantity of Gayo coffee, it is necessary to apply the production process technology. PKM activity partner, CV. Aceh nutrition has problems in the production process, especially in the sorting process, which is still manual. This process requires labor and long processing time so that the production process becomes inefficient. This problem is essential to be resolved in an effort to increase partner productivity. This service activity aims to improve the efficiency of the coffee bean production process through the application of a green bean sorting machine. The sorting machine will produce green beans based on size or dimensions following SNI. Solving partner problems is carried out using functional and structural approaches. Activities started from problem identification, design, and fabrication of green bean sorting machines, implementation and training, assistance, and evaluation. The results of these activities, green bean coffee sorting machines have been successfully fabricated with a capacity of 200-300 kg/hour. This machine has been implemented to partners CV. Nutrisi Aceh. The green bean sorting machine implemented to partners can operate well. The resulting large green beans amount to 30-40% of the total sorted green beans. The use of a sorting machine can increase the efficiency of time and labor in the green bean sorting process so that partner productivity can increaseABSTRAK:Kopi Gayo merupakan produk unggulan daerah kabupaten Aceh Tengah. Proses produksi kopi Gayo masih banyak dilakukan secara tradisional. Dalam pengembangan kualitas dan kuantitas kopi Gayo diperlukan penerapan teknologi proses produksi. Mitra kegiatan PKM, CV. Nutrisi Aceh memiliki permasalahan dalam proses produksi, khususnya pada proses penyortiran yang masih manual. Proses ini membutuhkan tenaga kerja dan waktu proses yang lama, sehingga proses produksi menjadi tidak efesien. Permasalahan ini menjadi penting untuk diselesaikan dalam upaya peningkatan produktivitas mitra. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan efesiensi proses produksi biji kopi melalui penerapan mesin sortasi green bean. Mesin sortasi akan menghasilkan green bean berdasarkan besar atau dimensi sesuai dengan SNI. Penyelesaian permasalahan mitra dilakukan dengan metode pendekatan fungsional dan struktural. Kegiatan dimulai dari identifikasi permasalahan, perancangan dan fabrikasi mesin sortasi green bean, implementasi dan pelatihan, pedampingan, dan evaluasi. Dari hasil kegiatan telah berhasil difabrikasi dan diimplemetasikan teknologi mesin sortir green bean kepada mitra. Penggunaan mesin sortir dapat meningkatkan efesiensi waktu dan tenaga kerja dalam proses penyortiran green bean sehingga produktivitas mitra dapat meningkat.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Yunita Ardianti Sabtalistia ◽  
Sintia Dewi Wulanningrum

Majelis Taklim Al Musa'adah is located in Parung Panjang, Bogor, West Java. The front view of the majelis taklim building is almost the same as the residence and there is no Majelis Taklim sign in front of the building. Considering the function of majelis taklim as a place for teaching and learning Islam, the Majelis Taklim should have the concept of Islamic architecture on it’s exterior. Based on these problems, the purpose of this PKM is to plan the exterior of Majelis Taklim Al Musa'adah with the concept of Islamic architecture. The initial stage in this activity is collecting secondary data (literature review) and primary data (measurement data and interviews with partners). Discussions with partners (Management of the Majelis Taklim) and the Head of RT 04 Kabasiran village need to be carried out in order to reach a design agreement that is in accordance with the partners' needs and conditions in the field. The concept of Islam is seen in the dome model and the krawangan pattern. The krawangan hole in the entrance area is made of a dome model and the krawangan pattern is made hexagonal. The hexagonal was chosen because this shape has many features. In Islam, bees and honey are implied in the verses of the Al-Qur'an. In addition, leaf tendrils are used for 3D krawangan side of the building. It is hoped that the exterior planning design can be used as a design reference for the next PKM activity.ABSTRAK:Majelis Taklim Musa’adah yang berlokasi di RT 04, RW 01, Jalan Raya Dago, Desa Kabasiran, Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat adalah salah satu majelis taklim di Parung Panjang yang dikhususkan untuk perempuan dan anak-anak. Tampilan depan bangunan majelis taklim ini hampir sama dengan rumah tinggal dan tidak ada papan nama Majelis Taklim di depan bangunannya. Mengingat fungsi majelis taklim sebagai tempat belajar-mengajar agama Islam maka seyogyanya Majelis Taklim ini mempunyai konsep Arsitektur Islam pada tampilan luarnya (eksterior). Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan PKM ini adalah membuat perencanaan eksterior Majelis Taklim Al Musa’adah dengan konsep Arsitektur Islam. Desain perencanaan eksterior yang dihasilkan meliputi gambar 2 dimensi yang terdiri dari: gambar denah, tampak, dan potongan serta gambar perspektif 3 dimensi. Tahapan awal dalam kegiatan ini adalah mengumpulkan data sekunder (kajian literatur) dan data primer (data pengukuran dan wawancara dengan mitra). Diskusi dengan mitra (pengurus majelis Taklim) dan Ketua RT 04 desa Kabasiran perlu dilakukan agar mencapai kesepakatan desain yang sesuai dengan kebutuhan mitra dan kondisi di lapangan. Konsep islam terlihat pada model kubah dan pola krawangan. Lubang krawangan di daerah entrance dibuat model kubah dan pola krawangan dibuat heksagonal. Heksagonal dipilih karena bentuk tersebut mempunyai banyak keistimewaan. Di dalam islam, lebah dan madu tersirat di dalam ayat Al-Qur’an. Selain itu motif sulur daun digunakan untuk krawangan 3D sisi samping bangunan. Hasil desain perencanaan eksterior diharapkan dapat dijadikan acuan desain untuk tahap pelaksanaan kegiatan PKM berikutnya.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Sinta Paramita ◽  
Riris Loisa ◽  
Yugih Setyanto

Problems related to organizational communication climate are still a severe problem in Indonesia. Cases related to conflict problems in various organizations occur at multiple levels, ranging from small organizations or institutions to rice, including educational institutions. By creating an atmosphere of an excellent organizational communication climate, educational services such as learning, and others can make the school's image and reputation. Therefore, the Fikom Untar PKM Team strives to help schools build a good reputation in organizational communication. The theme raised by the Fikom Untar PKM Team was "The Role of Teachers in Building School Reputation through Organizational Communication," which will be implemented at Lia Stephanie School, West Jakarta, which is considered to be able to help solve problems faced by schools. The method used in solving this problem is to map the problem and provide the right solution. The results obtained from these activities, the participants know and understand the understanding of internal communication principles, how to build a corporate image, and the elements of organizational culture, by increasing knowledge of organizational communication, it is hoped that a good organizational communication climate can be created.ABSTRAK:Masalah terkait iklim komunikasi organisasi masih menjadi persoalan yang serius di Indonesia. Kasus-kasus terkait masalah konflik dalam organisasi jamak terjadi di berbagai level baik organisasi atau institusi dalam cakupan kecil hingga beras termasuk institusi pendidikan seperti sekolah. Dengan menciptakan suasana iklim komunikasi organisasi yang baik, pelayanan pendidikan seperti pembelajaran dan lain-lain dapat menciptakan citra dan reputasi bagi sekolah tersebut. Oleh sebab itu Tim PKM Fikom Untar berupaya membantu sekolah dalam membangun reputasi yang baik dalam komunikasi organisasi. Tema yang diangkat oleh Tim PKM Fikom Untar adalah “Peran Guru Dalam Membangun Reputasi Sekolah Melalui Komunikasi Organisasi” yang akan dilakukan di Sekolah Lia Stephanie Jakarta Barat, dirasa dapat membantu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi sekolah. Metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah ini adalah dengan melakukan pemetaan permasalahan dan memberikan solusi yang tepat. Hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut peserta mengetahui dan memahami terkait pemahaman asas komunikasi internal, cara membangun citra organisasi, dan elemen budaya organisasi, dengan meningkatnya pemahaman terkait komunikasi organisasi diharapkan dapat menciptakan iklim komunikasi organisasi yang baik.  


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Rokhaidah Rokhaidah ◽  
Herlina Herlina ◽  
Riadinni Alita

Community empowerment is an effort to give empowerment or strengthening to the community to find new alternatives to be a better community. Serang Regency is one of the districts that is locus of stunting. The stunting rate in Serang Regency in 2019 is still quite high, 32%. The four districts in Serang are included in the ten districts which are the locus of stunting, namely Serang, Lebak, Pandegelang and Tangerang districts. The problem found in Baros village is that the growth of children under five is not optimal by the mother and there has never been any training on child growth. Based on this, the service team from the Faculty of Health Sciences at UPN Veteran Jakarta conducted community service in the form of health education on stunting and child growth training with the aim of fostering awareness, willingness, and the ability of mothers to prevent and protect children from stunting. The method of implementing this community service is carried out in several stages, namely: area potential survey, dialogue program activities through FGDs, health promotion, child growth training, and monitoring evaluation. 30 mothers were participating in health promotion and child growth training. The results of this activity obtained data that mothers who have good knowledge of 83.3% and sufficient knowledge of 26.7% and skills of mothers in the environment of child growth 46.7% have good skills and 53.3% of sufficient skills. Continuous efforts are needed to increase children's growth independently so that the incidence of stunting can be detected early. ABSTRAK:Pemberdayaan masyarakat adalah upaya memberikan daya (empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada masyarakat untuk menemukan alternatif-alternatif baru dalam pembangunan masyarakat sehingga terwujud kehidupan masyarakat yang lebih baik. Kabupaten serang adalah salah satu kabupaten yang menjadi lokus stunting. Angka stunting di Kabupaten Serang pada tahun 2019 masih cukup tinggi yaitu 32%. Empat kabupaten di Serang masuk dalam sepuluh kabupaten di seluruh Indonesia yang menjadi lokus stunting yaitu kabupaten Serang, Lebak, Pandegelang dan Tangerang. Hasil observasi yang dilakukan diketahui bahwa permasalahan di desa Baros adalah belum optimalnya pemantauan pertumbuhan balita secara mandiri oleh ibu dan belum pernah dilakukan pelatihan pemantauan pertumbuhan anak. Berdasarkan hal tersebut maka tim pengabdi dari Fakultas Ilmu Kesehatan UPN Veteran Jakarta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa pendidikan kesehatan tentang stunting dan pelatihan pemantauan pertumbuhan anak dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan ibu dalam mengenali, mencegah dan melindungi anak dari penyakit stunting. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: Survei potensi wilayah, dialog program kegiatan melalui FGD, promosi kesehatan, pelatihan pemantauan pertumbuhan anak, dan monitoring evaluasi. Kegiatan promosi kesehatan dan pelatihan pemantauan pertumbuhan anak diikuti oleh 30 ibu balita. Hasil dari kegiatan ini diperoleh data bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik 83% dan pengetahuan cukup 27% dan keterampilan ibu dalam pemantauan pertumbuhan anak 47% berketerampilan baik dan 53% keterampilan cukup. Diperlukan upaya berkelanjutan berupa pendampingan ibu balita untuk tetap meningkatan keterampilan pemantauan pertumbuhan anak secara mandiri sehingga kejadian stunting dapat dideteksi secara dini. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document